kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melonjak tinggi, harga minyak masih rawan koreksi


Kamis, 20 Februari 2020 / 22:07 WIB
Melonjak tinggi, harga minyak masih rawan koreksi
ILUSTRASI. Harga potensial saat ini masih terbatas dan terperangkap konsolidasi.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mulai membaik setelah sempat berada di level terendah yakni US$ 49,57 per barel pada 10 Februari silam. Kamis (20/2) pukul 21.36 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 di New York Mercantile Exchange naik 1,35% ke US$ 54,01 per barel.

Mulai meredanya kekhawatiran akan virus corona dan berganti dengan optimisme perbaikan ekonomi global menjadi faktor utama naiknya harga minyak. Selain itu, konflik yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dengan Rosneft Trading Company asal Rusia juga meningkatkan kekhawatiran akan berkurangnya suplai minyak.

Baca Juga: Tiga faktor ini mengerek harga minyak 1,35% dalam sehari

Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono cenderung melihat kenaikan harga minyak ini cenderung terancam terkoreksi. Sebab harga potensial saat ini masih terbatas dan terperangkap konsolidasi. Ditambah lagi kondisi fundamental belum banyak berubah.

“Penguatan minyak dalam 5 hari ini mungkin terkoreksi oleh ketidakpastian yang lain, yakni keputusan OPEC+. Apakah keputusan tersebut akan berdampak lebih substansial dibanding perkiraan semula, jika tidak minyak bisa terkoreksi,” jelas Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (20/2).

Baca Juga: Optimisme stimulus China bawa S&P 500 dan Nasdaq catatkan rekor penutupan tertinggi

Selain itu Wahyu melihat saat ini harapan pemulihan kebutuhan minyak China sepertinya tidak akan secepat seperti yang semula diproyeksikan. Sehingga, secara perlahan aktivitas memang telah merangkak naik dan kebutuhan minyak untuk stok penyimpanan terus menguat. Sayangnya kebutuhan untuk produk minyak masih lemah.

Dengan kondisi seperti ini, Wahyu memproyeksikan untuk jangka pendek, rentang harga US$ 50 - US$ 60 per barel masih merupakan gravitational area. Sedangkan untuk akhir tahun, ia memproyeksikan minyak akan berada di level US$ 60 per barel.

Sementara analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan melihat kondisi fundamental minyak sudah mulai membaik, Ia optimistis dengan mulai meredanya virus corona akan berdampak pada membaiknya perekonomian global dan meningkatkan kebutuhan akan minyak.

Baca Juga: Rupiah Menanti Keputusan Bunga Acuan BI

“Kalau dari teknikal dan fundamental, potensi swing low di level US$ 49 dan swing high-nya di level US$ 63. Saya kira untuk seterusnya, dalam jangka menengah ada potensi naik karena diiringi kondisi global yang membaik,” jelas Yudi.

Untuk akhir tahun, Yudi memproyeksikan harga minyak dunia besar kemungkinan akan berada di rentang US$ 65 per barel-US$ 66 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×