kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street menguat di awal perdagangan Rabu (22/9)


Rabu, 22 September 2021 / 21:28 WIB
Wall Street menguat di awal perdagangan Rabu (22/9)
ILUSTRASI. Wall Street dibuka menguat pada Rabu (22/9). Indeks saham AS rebound karena kekhawatiran atas default oleh Evergrande China mulai mereda.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street dibuka menguat pada Rabu (22/9). Indeks saham AS rebound karena kekhawatiran atas default oleh Evergrande China mulai mereda. Investor sekarang menunggu isyarat kebijakan dari pertemuan Federal Reserve dini hari nanti.

Pukul 21.20 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 1,04% ke 34.272. Indeks S&P 500 naik 0,80% ke 4.389. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,64% ke 14.841.

Unit utama Evergrande mengatakan telah merundingkan kesepakatan dengan pemegang obligasi untuk menyelesaikan pembayaran bunga obligasi domestik. Kabar ini membantu menenangkan kekhawatiran akan terjadinya gagal bayar yang dapat memicu kekacauan keuangan global.

Baca Juga: Evergrande dibelit krisis, apa dampaknya bagi ekonomi Indonesia?

Saham energi berkinerja terbaik di awal perdagangan. Sektor energi naik 2,8% seiring kenaikan harga minyak. Sedangkan sektor keuangan naik 1,3%, dengan bank-bank besar melacak imbal hasil Treasury yang lebih tinggi.

Namun, indeks Wall Street mengalami penurunan tajam pada bulan September. Karena kekhawatiran default Evergrande memperburuk tren musiman yang lemah. 

Investor pun menarik diri dari perdagangan saham dengan valuasi yang tinggi. Ketidakpastian atas pengeluaran fiskal AS dan potensi kenaikan pajak perusahaan juga telah mengurangi minat pada instrumen saham bulan ini.

Baca Juga: Hasil FOMC menjadi penentu pergerakan rupiah pada Kamis (23/9)

Fokus sekarang beralih ke keputusan Fed, yang dijadwalkan pada pukul 2 siang waktu setempat. The Fed diperkirakan mengungkap rencana untuk mulai mengurangi stimulus. Data positif penjualan ritel dan aktivitas pabrik bulan ini telah memperkuat ekspektasi untuk pengumuman tapering dari bank sentral paling lambat September.

Tetapi penurunan di pasar saham membuat para analis mempertanyakan apakah The Fed akan mengambil risiko volatilitas lebih lanjut. Pasalnya, setiap pengumuman konkret tentang pengurangan kemungkinan akan memicu lebih banyak penjualan saham.

"Gejolak pasar saham baru-baru ini, jurang fiskal yang menjulang, dan laporan pekerjaan Agustus yang secara mengejutkan lemah akan memberi Gubernur Federal Reserve Jerome Powell alasan untuk mengulangi rencana tapering, tetapi memungkinkan dia untuk benar-benar berkomitmen memulai tapering November," kata Danielle DiMartino Booth, CEO dan kepala strategi Quill Intelligence di Dallas, Texas. Dia menambahkan bahwa tapering yang dimulai November tidak akan mengejutkan pasar.

Baca Juga: Kekhawatiran meningkat akibat tapering dan Evergrande, CDS Indonesia ikut naik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×