kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai kenaikan ASP produk, saham Gudang Garam (GGRM) direkomendasikan beli


Kamis, 04 Juli 2019 / 20:42 WIB
Usai kenaikan ASP produk, saham Gudang Garam (GGRM) direkomendasikan beli


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Gudang Garam Tbk tergolong solid sejauh ini. Analis pun meyakini, seiring dengan kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP), potensi berlanjutnya peningkatan kinerja keuangan emiten berkode GGRM ini sangat terbuka.

Sekadar catatan, GGRM sukses membukukan pendapatan sebesar Rp 26,19 triliun atau naik 19,2% (yoy) di kuartal pertama 2019. Di waktu yang sama, laba bersih anggota indeks Kompas100 tersebut naik 24,5% (yoy) menjadi Rp 2,35 triliun.

Analis Indo Premier Sekuritas Raditya Immanzah mengatakan, kinerja positif GGRM lebih disebabkan oleh peningkatan volume penjualan, khususnya produk Sigaret Kretek Mesin (SKM). Tak ayal, kontribusi pendapatan SKM mencapai Rp 23,9 triliun atau 91,3% dari total pendapatan GGRM. Angka ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.

Ditambah lagi, demi memperkuat pangsa pasar, GGRM juga belum meningkatkan ASP produknya di kuartal pertama lalu. Hasilnya, emiten ini bisa memperoleh kenaikan pendapatan secara signifikan meskipun harus mengorbankan margin kotor yang turun 130 bps (yoy) menjadi 18,8%.

Usai mencatat volume penjualan yang tinggi, GGRM akhirnya menaikkan ASP pada April lalu berkisar antara 1,5%--3,6%. Ini merupakan kenaikan ASP yang pertama sejak September 2018 silam.

Analis Deutsche Verdhana Sekuritas Indonesia Raja Abdallah menyampaikan, melalui peningkatan ASP, GGRM mulai memonetisasi produk-produk bernilai rendah yang dimilikinya.

Ambil contoh Surya Pro 16 dan GG FIM 12 yang mengalami kenaikan harga sebesar 3,4%-3,6%. Angka ini lebih tinggi ketimbang harga produk-produk premium perusahaan seperti Surya 12, Surya 16, dan GG FIM 12 yang naik 1,5%-1,7%.

Lebih lanjut, di antara produk-produk yang disebutkan tadi, Surya Pro 16 dan Surya 12 merupakan produk yang paling berperan dalam pertumbuhan volume penjualan perusahaan.

Maka dari itu, Raja masih mempertanyakan apakah kedua produk tersebut bisa mempertahankan volume penjualannya usai kenaikan ASP. Hal tersebut patut dinanti mengingat GGRM dikenal sebagai produsen rokok yang memiliki harga paling terjangkau di segmennya masing-masing.

“Baik Surya Pro 16 dan Surya 12 akan melewati batas kritis harga jual rata-rata eceran sebesar Rp 16.000 per bungkus,” ungkap Raja melalui riset 7 Mei.

Menurut Raditya, kenaikan ASP tentu akan membuat ekspektasi peningkatan kinerja keuangan GGRM makin besar di masa mendatang. Namun, ia menekankan, efek maksimal dari kenaikan ASP kemungkinan baru akan benar-benar terasa di semester kedua tahun ini.

Sebab, tak lama setelah GGRM menaikkan ASP produknya, terdapat momen bulan Ramadan yang otomatis membuat volume penjualan produk turun.

Praktis, momen musiman yang mengganggu siklus penjualan rokok hampir tak ada di sisa tahun ini. “Sekarang penentu volume penjualan produk GGRM lebih banyak dari pengaruh daya beli masyarakat dan risiko regulasi saja,” papar dia, Kamis (4/7).

Raditya merekomendasikan beli saham GGRM dengan target Rp 92.000 per saham. Dalam risetnya, ia memprediksi, pendapatan GGRM akan mencapai Rp 101,02 triliun pada akhir tahun ini. Di sisi lain, laba bersih perusahaan diperkirakan mencapai Rp 8,73 triliun di akhir tahun nanti.

Tak ketinggalan, rekomendasi beli juga disematkan oleh Raja. Namun, ia mengurangi target harga GGRM dalam 12 bulan ke depan menjadi Rp 75.500 per saham lantaran adanya risiko kenaikan cukai dan risiko makroekonomi di tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×