kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,60   -12,89   -1.40%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TRUB optimis bisa lunasi utang Rp 1,07 triliun


Kamis, 20 November 2014 / 17:43 WIB
TRUB optimis bisa lunasi utang Rp 1,07 triliun
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja menggunakan aplikasi di gerai Watsons, Jakarta, Senin (12/12/2022). KONTAN/Baihaki (12/12/2022)


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Meski kinerja keuangannya tengah sekarat, PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk (TRUB) tetap optimistis dapat melunasi tiga fasilitas pinjaman senilai total Rp 1,07 triliun yang akan jatuh tempo di tahun depan. 

Utang tersebut berasal dari tiga kreditur berbeda, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) senilai Rp 144,09 miliar dan PT Bank International Indonesia (BII) sebesar Rp 67,35 miliar. Jatuh tempo fasiltias dari BNI dan BII masing-masing pada 11 Juni 2014 dan 1 Juni 2015. 

TRUB juga mesti melunasi utang senilai Rp 858,97 miliar dari Zephyr International Company Ltd (Zephyr) yang jatuh tempo apda 31 Desember 2015. "Dana yang dipakai Perseroan untuk membayar utang di 2014 dari dana arus kas operasional," kata Sylvia Situmorang, Sekretaris Perusahaan TRUB dalam keterangan resmi, Kamis (20/11). 

Toh, optimisme itu perlu dikritisi lebih lanjut jika meninjau pada kinerja keuangan TRUB terbaru. Berdasarkan laporan keuangan terakhir yang dirilis TRUB, yakni per 31 Maret 2014, emiten kontraktor energi tiu hanya memiliki kas dan setara kas Rp 60,65 miliar. 

Posisi kas ini bahkan tidak cukup untuk membayar dua fasilitas utang yang jatuh tempo di tahun ini. TRUB mesti melunasi utang Rp 135,99 miliar kepada Bank Mizuho Indonesia yang semestinya jatuh tempo pada 27 April 2014 lalu. 

TRUB juga mestinya sudah melunasi utang Rp 34,4 miliar kepada Bank Agris yang jatuh tempo pada 30 Mei 2014. Sylvia bilang, TRUB belum melunasi kedua itu dan sudah mengajukan permohonan perpanjangan jatuh tempo kepada para kreditur. 

Di sisi lain, penjelasan terbaru ini juga berbeda dengan keterangan resmi TRUB yang dipublikasikan pada 22 September 2014 lalu. Waktu itu, Sylvia menjelaskan, TRUB berencana merestrutkurisasi utang yang berasal dari Zephyr. 

Fasilitas yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek TRUB kemungkinan besar tidak akan mampu dilunasi secara penuh oleh emiten tersebut. Untuk itu, TRUB berupaya melakukan restrukturisasi atas utang Zephyr.

"Untuk membayar utang tersebut dimungkinkan dari penerbitan utang baru ataupun penjadwalan ulang terhadap utang yang jatuh tempo," kata Sylvia.Fasilitas yang diperoleh pada tahun 2009 itu telah beberapa kali diamandemen oleh TRUB dan Zephyr. 

Pada perubahan terakhir, utang itu dibebani bunga yang bertingkat setiap tahunnya. Pada 2010-2011, fasilitas itu dikenakan bunga sebesar 6%. Di dua tahun berikutnya, suku bunga fasilitas dari Zephyr naik menjadi 8% per tahun. 

Dari tahun kelima hingga seterusnya, TRUB mesti menanggung tingkat bunga senilai 10% per tahun. Sylvia juga mengakui bahwa beberapa proyek yang digarap TRUB malah mengalami kerugian. TRUB mengklaim akan berusaha mengontrol pekerjaan dan biaya yang dikeluarkan agar tidak terjadi keterlambatan penggarapan proyek. 

Dari cara itu, TRUB berharap bisa meraih kelebihan biaya atas proyek-proyek yang sedang dikerjakan. Hingga 31 Agustus 2014, TRUB mengklaim telah mendapatkan kontrak baru senilai US$ 2,74 juta dan Rp 791,02 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×