kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tower Bersama (TBIG) dapat kucuran pinjaman Rp 5,3 triliun


Selasa, 02 Juli 2019 / 17:37 WIB
Tower Bersama (TBIG) dapat kucuran pinjaman Rp 5,3 triliun


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG, anggota indeks Kompas100) menandatangani fasilitas pinjaman dari konsorsium bank internasional dan domestik pada  28 Juni 2019 lalu. TBIG mendapatkan fasilitas pinjaman senilai  US$ 375 juta. Nilai itu setara dengan Rp 5,3 triliun dengan kurs rupiah terhadap dollar Rp 14.138

Dalam keterbukaan informasi, Selasa (2/7), disebutkan ada 13 bank yang masuk dalam konsorsium pemberi pinjaman tersebut. Australia and New Zealand Banking Group, CIMB Bank Berhad Singapura, Credit Agricole Corporate and Investment Bank, DBS Bank, Mizuho Bank dan Oversea-Chinese Banking Corporation Ltd, United Overseas Bank Limited, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation adalah bank asing yang masuk dalam konsorsium tersebut.

Sedangkan dari bank domestik ada Bank BNP Paribas Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank DBS Indonesia, Bank HSBC Indonesia, dan Bank OCBC NISP Indonesia.

Direktur TBIG Helmy Yusman Santoso menyebutkan dana pinjaman tersebut akan digunakan untuk beberapa hal. “Seperti pendanaan pengembangan usaha dan pelunasan pinjaman perusahaan, termasuk entitas anak,” kata Helmy.

Anak perusahaan yang menjadi peserta penerima pinjaman adalah PT Triaka Bersama, PT Metric Solusi Integrasi, PT Telenet Internusa, PT United Towerindo, PT Tower Bersama, PT Tower One, PT Batavia Towerindo, PT Prima Media Selaras, PT Bali Telekom, PT Solu Sindo Kreasi Pratama PT Mitrayasa Sarana Informasi, PT Solusi Menara Indonesia dan PT Menara Bersama Terpadu. “Peserta entitas anak dapat ditambahkan kemudian hari,” kata Helmy dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (2/7).

Pinjaman tersebut memiliki margin bunga sebesar 1,75% per tahun untuk kreditur luar negeri. Sedangkan untuk kreditur dalam negeri, TBIG memiliki kewajiban bunga sebesar 1,85% per tahun.

Sepanjang tahun 2019 ini, TBIG menargetkan bisa  menambah 3.000 tenant baru yang terdiri dari pembangunan 1.000 menara baru dan kolokasi atau layanan dimana operator telekomunikasi menyewa menara yang dimiliki TBIG, sebanyak 2.000 menara.

Pada kuartal I tahun ini, pendapatan TBIG tumbuh 27% secara year on year menjadi  Rp 1,31 triliun. Sayang, peningkatan pendapatan tak diikuti dengan peningkatan laba.

Pada kuartal I 2019 lalu, laba TBIG tercatat Rp 229,3 miliar atau turun 3%. Penurunan laba itu antara lain disebabkan  meningkatnya beban pajak penghasilan dari Rp 3,91 miliar menjadi Rp 73,94 miliar.

Di perdagangan, Selasa (2/7), harga saham TBIG naik 1,3% ke  level Rp 3.900 per saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×