Reporter: Revi Yohana Simanjuntak | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Agis Tbk merambah bisnis pertambangan, melalui anak usahanya, PT Agis Resources. Di Agis Resources, emiten dengan kode saham TMPI itu, berkongsi dengan Xinjifu Group, yang berasal dari China.
TMPI menguasai 51% porsi kepemilikan Agis Resources. Sisa saham Agis Resources berada di tangan Xinjifu, yang berbisnis pertambangan, produksi serta perdagangan logam dan komoditas.
Kedua perusahaan sepakat menyuntikkan modal sebesar US$ 50 juta ke Agis Resources. "Seluruh dana yang menjadi modal Agis Resources berasal dari kas internal kami," tutur Johnny Kesuma, Chairman TMPI.
Johnny menjelaskan, suntikan dana ke Agis Resources akan berlangsung bertahap. Di tahap awal, TMPI dan mitranya akan menggelontorkan dana US$ 10 juta. Selanjutnya, dana akan dikucurkan sesuai dengan kebutuhan.
Agri Resources akan mengelola tambang emas di Sumatra Barat, mulai pertengahan tahun ini. "Kami sudah memesan alat tambang. Semua sudah siap tinggal tunggu tanggal mainnya saja dalam waktu dekat," tutur Johnny.
Pengelola TMPI mengaku telah menandatangani kesepakatan perjanjian eksklusif (exclusivity agreement) dengan pemilik konsesi ketiga tambang. Tiga konsesi pertambangan tersebut mencakup lahan seluas 30.000 hektare (ha). Agis rencananya tidak akan berhenti dengan perjanjian eksklusif tapi juga akan mengakuisisi ketiga tambang emas tersebut.
Johnny menambahkan, TMPI juga berencana untuk mengakuisisi tambang yang lain. Namun, Johnny masih enggan memberi pemaparan secara mendetail. "Ada lagi tambang yang mau diakuisisi. Yang jelas, lokasinya di luar Sumatra," tutur Johnny. Dia menyatakan, TMPI telah menggelar kegiatan eksplorasi di tambang incarannya.
Emiten yang dulunya bergerak di bidang ritel itu, memberi kesan tak main-main terjun ke bisnis pertambangan emas. Keuntungan dari bisnis distribusi, ritel dan layanan purnajual elektronik yang selama ini digeluti Agis, memang mulai menyusut. Margin keuntungan bisnis ritel elektronik merosot akibat kenaikan harga. Sudah begitu, persaingan penjualan produk ritel yang makin ketat.
Sedangkan, persaingan di pertambangan emas saat ini masih sangat terbuka luas. Harga jual emas dan permintaan masih cukup menjanjikan. "Dulu harga emas masih rendah di kisaran US$ 400 per troi ons. Sekarang harga sudah naik berlipat-lipat. Tidak usah muluk-muluk, dengan harga US$ 1.500 - US$ 1.700 per ons troi saja, keuntungannya menarik," papar dia.
Johnny optimistis, kontribusi dari anak usaha ini bisa diandalkan. Namun, dia masih enggan menyebut target pendapatan dan nilai produksi tambang emas di tahap awal.
Johny menambahkan, Agis Resources akan berperan sebagai ujung tombak TMPI dalam mencetak pendapatan. "Tambang yang kami incar ekonomis dan prospeknya sangat baik," tutur Johnny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News