kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tetapkan harga rights issue Rp 262, Acset Indonusa (ACST) akan meraup Rp 1,5 triliun


Minggu, 16 Agustus 2020 / 19:39 WIB
Tetapkan harga rights issue Rp 262, Acset Indonusa (ACST) akan meraup Rp 1,5 triliun
ILUSTRASI. Acset Indonusa (ACST) akan menerbitkan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 262 per saham. Dengan penawaran 5,72 miliar saham, maka perusahaan konstruksi ini akan mengantongi dana segar Rp 1,50 triliun.

Harga pelaksanaan ini sedikit lebih tinggi daripada harga saham ACST pada Jumat (14/8) yang berada d Rp 258 per saham.

Lewat perhelatan penawaran umum terbatas II Acset Indonusa dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), ACST menggelar rights issue jumbo sebesar 89,11% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Artinya, pemegang saham yang tidak mengeksekusi haknya akan terdilusi kepemilikannya sebesar 89,11%.

Baca Juga: Pandemi Corona Menggerus Kontrak Baru Acset Indonusa (ACST)

Setiap pemegang 10.000 saham ACSET lama yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 28 Agustus mempunyai 81.788 HMETD. Setiap satu HMETD memberikan haknya kepada pemegang saham untuk membeli satu saham baru.

PT Karya Supra Perkasa yang merupakan pemegang 50,10% ACST menyatakan akan melaksanakan seluruh HMETD yang dimiliki. "Karya Supra Perkasa juga memiliki dana yang cukup dan sanggup untuk melaksanakan seluruh HMETD yang menjadi haknya sesuai porsi bagian kepemilikan sahamnya secara proporsional serta untuk bertindak sebagai pembeli siaga dalam PUT II," ungkap Acset Indonusa dalam prospektus ringkas yang diterbitkan Jumat (14/8).

Setelah rights issue, modal ditempatkan dan disetor penuh ACST akan naik dari 700 juta saham menjadi 6,42 miliar saham. Bila pemegang saham selain Karya Supra Perkasa tidak melaksanakan haknya, maka kepemilikan Karya Supra akan naik menjadi 94,56% dan kepemilikan publik turun dari 19,96% menjadi 2,17%.

Baca Juga: Target kontrak baru meleset, Acset Indonusa (ACST) fokus efisiensi di semester II




TERBARU

[X]
×