kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun depan, Ultra Jaya (ULTJ) menyiapkan belanja modal Rp 65 miliar


Selasa, 27 November 2018 / 15:04 WIB
Tahun depan, Ultra Jaya (ULTJ) menyiapkan belanja modal Rp 65 miliar
ILUSTRASI. Minuman Susu Ultra Milk


Reporter: Krisantus de Rosari Binsasi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menyambut tahun 2019. Perusahaan ini menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 65 miliar di tahun depan. Jumlah ini meningkat 82% dibanding capex tahun ini yang senilai Rp 35,7 miliar.

"Capex tahun di 2018 ini sudah terserap semuanya pada kuartal III 2018 untuk membeli mesin baru," kata Muhammad Muthassawar, General Manager Public Relations ULTJ kepada kontan.co.id., Jumat pekan lalu (23/11).

Sementara capex untuk tahun 2019, lanjut Azwar, akan dipakai untuk menyelesaikan ekspansi yang ada, penggantian mesin produksi hingga membangun kantor. "Kami juga akan gunakan untuk kembangkan proyek peternakan sapi perah milik PT Ultra Sumatera Dairy Farm (USDF) di Berastagi, Sumatera Utara," imbuhnya.

Dengan sejumlah rencana tersebut, ia optimistis ULTJ bakal membukukan pertumbuhan kinerja, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih. "Total pendapatan diharapkan perusahaan naik 12% dan laba bersih meningkat menjadi 26%," tambahnya.

Di akhir tahun ini, ULTJ menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13% hingga 15%. Sementara laba bersih diharapkan meningkat sebesar 5% sampai 10% di akhir tahun nanti.

Sebagai perbandingan, di akhir 2017 lalu, ULTJ membukukan penjualan senilai Rp 4,87 triliun, atau tumbuh 4,05% dari tahun 2016. Sementara, laba bersih mencapai Rp 703,15 miliar, naik tipis 0,11% dari tahun sebelumnya.

Azwar menambahkan, ULTJ juga sudah menyiapkan strategi menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dan fluktuasi bahan baku. Soal fluktuasi nilai tukar, ULTJ tidak mempunyai utang dalam mata uang lain selain rupiah.

Sementara untuk pembelian bahan baku yang diimpor, disesuaikan dengan kebutuhan produksi dalam jangka pendek. "Lalu kenaikan harga beli bahan baku yang mengakibatkan naiknya biaya produksi yang signifikan akan di-pass on ke konsumen dengan menaikkan harga jual," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×