kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku Bunga BI Naik ke 6,25%, Begini Tanggapan Metropolitan Land (MTLA)


Jumat, 26 April 2024 / 06:19 WIB
Suku Bunga BI Naik ke 6,25%, Begini Tanggapan Metropolitan Land (MTLA)
ILUSTRASI. Metropolitan Land (MTLA) memperkirakan dampak kenaikan BI Rate akan terasa pada enam bulan mendatang.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) memperkirakan dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) akan terasa pada enam bulan mendatang. Asal tahu saja, suku bunga BI Rate dinaikkan 25 basis poin (bps) menjadi 6,25%.

Direktur Metropolitan Land, Olivia Surodjo mengatakan, kenaikan suku bunga BI memang akan berpengaruh pada daya beli konsumen. Sebab, sebagian besar konsumen adalah end user atau first home buyer yang menggunakan pembayaran via kredit pemilikan rumah (KPR).

“Kenaikan suku bunga akan terasa pada cicilan bulanan KPR,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (25/4).

Menurut Olivia, efek kenaikan suku bunga BI akan terasa pada kenaikan bunga KPR di tiga atau enam bulan ke depan. Namun, sejumlah bank besar memberikan program bunga fixed selama masa tenor cicilan hingga 10 tahun.

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Siapkan Hunian 270 Unit yang Dijual dengan Insentif PPN DTP

Artinya, konsumen yang sudah mengambil KPR kemungkinan masih di periode fixed rate, sehingga kenaikan suku bunga BI belum tentu langsung jadi beban.

Sementara, konsumen yang baru mengajukan KPR kemungkinan besar akan langsung merasakan dampak peningkatan suku bunga BI.

“Namun, kami berharap bunga KPR tetap di satu digit atau jauh di bawah 10%. Hal ini karena bank-bank besar masih memiliki banyak likuiditas dana murah dari sebelumnya,” paparnya.

Baca Juga: Hingga Kuartal I, Metropolitan Land (MTLA) Kantongi Marketing Sales Rp 438 Miliar

Di sisi lain, kenaikan suku bunga BI ini dilihat tidak akan berdampak ke program insentif PPN DTP. Sebab, insentif ini masih dianggap menarik oleh konsumen dalam membeli properti.

“Mereka yang tertarik dan memutuskan akad dalam waktu dekat kemungkinan bisa mendapatkan cicilan KPR dengan suku bunga yang masih belum naik,” ungkapnya.

MTLA mencatatkan pendapatan prapenjualan alias marketing sales dan recurring revenue sebesar Rp 438 miliar di kuartal I 2023. Jumlah ini sebesar 23% dari target tahun 2024 yang senilai Rp 1,9 triliun.

“Jumlah tersebut 70% berasal dari kontribusi proyek residensial dan sisanya dari recurring revenue,” pungkas Olivia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×