kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skema merger Perusahaan Gas Negara masih digodok


Jumat, 26 Januari 2018 / 08:15 WIB
Skema merger Perusahaan Gas Negara masih digodok


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding migas yang melibatkan salah satu emiten di Bursa Efek Indonesia, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), terus mengerucut. Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PGAS kemarin merestui rencana perubahan anggaran dasar perusahaan. Hal ini penting lantaran merupakan bagian dari pembentukan holding migas.

Namun, hingga saat ini, skema meleburnya PT Pertagas, yang merupakan anak usaha PT Pertamina, ke dalam PGAS masih belum final. Pasalnya, kajian lebih lanjut, mulai dari sinkronisasi visi misi hingga transaksi, baru bisa dimulai setelah persetujuan RUPSLB PGAS kemarin. "Akhir Maret kajiannya baru selesai," ujar Nicke Widyawati, Direktur Sumber Daya Mineral (SDM) Pertamina Kamis (25/1).

Seperti diketahui, pelaksanaan RUPSLB PGAS merupakan tindak lanjut Surat Kementerian BUMN bernomor 682-/MBU/11/2017 tanggal 28 November 2017. Dalam surat tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno menginstruksikan PGAS menggelar RUPSLB lantaran Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang penambahan penyertaan modal negara ke modal saham Pertamina sudah diserahkan ke Presiden Joko Widodo.

Segera setelah persetujuan RUPSLB, tim implementasi bentukan PGAS bakal bekerja lebih giat. Tim tersebut terdiri dari lima sub tim, salah satunya tim transaksi. Tim ini kelak akan mengkaji apakah merger Pertagas dan PGAS dilakukan dengan skema akuisisi atau hanya sekadar inbreng.

PGAS pernah menyiapkan dana jika proses merger dilakukan dengan skema akuisisi. Pada 2014, PGAS meraih fasilitas pinjaman sindikasi US$ 650 juta dengan tenor selama lima tahun.

Awalnya, dana itu akan digunakan untuk keperluan merger tersebut. Sehingga pada Desember 2015, PGAS menarik seluruh fasilitas pinjaman itu. "Dananya saat ini masih ada di kas kami," ujar Sekretaris Perusahaan PGAS Rachmat Hutama.

Analis RHB Sekuritas Norman Choong menghitung, valuasi Pertagas di kisaran US$ 1,75 miliar hingga US$ 2,30 miliar. Belum jelas skema mergernya. Tapi jika ternyata menggunakan skema akuisisi, manajemen PGAS mengindikasikan akuisisi dengan pendanaan melalui pinjaman adalah yang paling ideal.

Hingga akhir September 2017, valuasi PGAS mencapai US$ 3,17 miliar. Posisi net gearing PGAS masih di level 0,46 kali. "Oleh karena itu, menurut kami, akuisisi berdasarkan nilai valuasi Pertagas akan layak," tulis Norman dalam riset 24 Januari.

Pinjaman juga paling ideal lantaran jika akuisisi dilakukan dengan pendanaan dari rights issue, belum tentu saham baru yang dilepas akan diserap pasar seluruhnya. Jika rights issue, ini juga bergantung nilai valuasi Pertagas. "Kecuali, jika valuasi Pertagas ada di bawah US$ 1,75 miliar, hal tersebut akan positif bagi pemegang saham minoritas," jelas Norman.

Namun yang pasti, RHB Sekuritas menilai merger keduanya akan positif bagi PGAS. Pertagas memiliki margin kotor yang lebih tinggi. Sehingga, setelah merger, laba PGAS akan naik signifikan, menjadi sekitar US$ 400 juta.

Merger tersebut juga akan berdampak positif bagi pendapatan PGAS. Setidaknya, potensi pemasukan PGAS lebih besar, mengingat emiten ini  punya jalur pipa gas sekitar 7.500 kilometer (km) dan Pertagas sepanjang 3.000 km.

"Jadi, total nanti lebih dari 10.000 km. Bukan hanya mempermudah distribusi gas Indonesia bagian barat dan tengah, merger ini akan memudahkan distribusi gas hingga Indonesia Timur," kata Jobi Triananda Hasjim, Direktur Utama PGAS.

Lantaran skema merger PGAS belum jelas, Norman masih neutral dengan saham PGAS. Target harganya masih dihitung ulang. 

Harga saham PGAS kemarin menyusut 1,49% menjadi Rp 2.650 per saham. Namun sejak awal tahun hingga kemarin, harga PGAS sudah melambung setinggi 51,43%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×