kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor properti diprediksi tumbuh 5% tahun ini


Kamis, 11 Februari 2016 / 21:29 WIB
Sektor properti diprediksi tumbuh 5% tahun ini


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Tahun ini sektor properti masih cenderung menahan diri. Optimisme pada tahun 2015 yang tak jadi kenyataan membuat sejumlah emiten cenderung menekan belanja modal tahun ini dan tidak terlalu agresif mematok target pra penjualan.

Edwin Sebayang, Kepala Riset MNC Sekuritas menilai prospek sektor properti tahun ini sebetulnya cukup bagus. Menurutnya, sektor properti memasang target moderat karena tak ingin terjadi seperti tahun lalu.

"Mereka trauma. Awal tahun memasang target agresif ternyata kondisi pasar tertekan kemudian dan tak bisa mengejar target," kata Edwin, Rabu (10/2).

Dia memperkirakan tahun ini, sektor properti tahun ini masih bisa tumbuh 5%-10%. Menurutnya, banyak sentimen positif yang bisa mendorong pertumbuhan properti tahun ini.

Faktor tersebut di antaranya BI rate, pertumbuhan ekonomi, kenaikan pendapatan per kapita dan inflasi yang cenderung rendah. Tahun ini, Edwin memperkirakan BI rate berpotensi turun 75 basis poin, pertumbuhan ekonomi diproyeksi bisa mencapai 5,3%, dan inflasi akan terjaga di level 4%. "Itu sebabnya kita overweight terhadap properti tahun ini," ujarnya.

Selain faktor tersebut, Edwin mengatakan sentimen yang bisa mendorong pertumbuhan properti tahun ini adalah adanya kekurangan perumahan secara nasional atau backlog 17,2 juta unit berdasarkan data BPS dan adanya program pemerintah untuk membangun 1 juta rumah murah setiap tahunnya.

Edwin melihat tantangan sektor properti tahun ada pada pergerakan nilai tukar. Menurut mereka, penguatan nilai tukar saat ini baru bersifat sementara seiring menguatnya mata uang berbagai negara terhadap dollar AS setelah kebijakan yang dilakukan Bank sentral Jepang.

Edwin lebih merekomendasikan saham-saham emiten yang mengembangkan proyek menengah ke bawah dan fokus ke recurring income. Saham pilihannya antara lain CTRA, BSDE, SMRA, dan LPKR.

seperti diketahui, total target marketing sales atau pra penjualan dari sepuluh emiten tahun ini mencapai Rp 41,56 triliun atau tumbuh 21% tahun ini dibanding realisasi tahun 2015. Kendati tumbuh, namun perlu diingat bahwa pencapaian marketing sales sebagian besar emiten tahun lalu jauh dari target awal.

PT Bumi Serpong Damai tbk (BSDE) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) mematok target marketing sales sama dengan perolehan tahun lalu yakni masing-masing Rp 6,8 triliun dan Rp 3,1 triliun. Sedangkan, target PT Ciputra Development Tbk (CTRA) hanya tumbuh 8% menjadi Rp 10 triliun dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) tumbuh 4,6% menjadi Rp 4,5 triliun.

Target paling tinggi dipatok oleh PT Alam Sutera Tbk (ASRI) yakni 163%, PT Sentul City Tbk (BKSL) 66%, PT Moderland Realty Tbk (MDLN) 32%, PT Intiland Development Tbk (DILD) 31%, PT PP Properti Tbk (PPRO) 30%, dan PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) 30%.

Sedangkan total anggaran capex dari delapan emiten mencapai Rp 11,7 triliun atau tumbuh 8% dari anggaran tahun 2015. Adapun emiten yang menurunkan capex antaralain CTRA, MDLN, MTLA, dan ASRI. Sedangkan DILD mengangarkan belanja modal sama dengan anggaran tahun lalu. Hanya PPRO, SMRA dan BKSL yang menaikkan capex masing-masing 40%,68% dan 44%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×