kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Tiga Pilar Sejahtera belum direkomendasikan untuk sementara


Senin, 02 Juli 2018 / 21:39 WIB
Saham Tiga Pilar Sejahtera belum direkomendasikan untuk sementara
ILUSTRASI. Produk PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) atau TPS Food


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) menjalin kerja sama pengolahan dan penjualan beras bersama dua lembaga bisnis pemerintah. Keduanya adalah, Perum Bulog dan PT Pertani (Persero).

Anak usaha AISA, yakni SAKTI menjalin kerja sama dengan PT Pertani (Persero). Keduanya sepakat untuk pengadaan, pengolahan dan penjualan beras premium dengan merek Delman. Minimal volume produksi yang ditetapkan dalam kerjasama itu sebesar 30.000 ton terhitung sejak Februari hingga Desember 2018.

SAKTI bakal menerima masing-masing Rp 536 per kilogram (kg) dan Rp 260 per kg dari proses pengolahan gabah menjadi beras premium dan pengolahan beras menjadi beras premium. Sehingga, jika ditotal, SAKTI bakal menerima pendapatan sekitar Rp 23,88 miliar dari kerjsama tersebut. SAKTI juga masih akan memperoleh pemasukan 50% dari total penjualan beras Delman.

Kepala Riset PT Narada Asset Management Kiswoyo Adi Joe menilai, meski ada pemasukan baru dari Bulog dan Pertani, hal itu belum cukup menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham AISA. Selain karena nilainya kecil, permasalahan AISA saat ini terletak pada kepercayaan investor.

Perhatian investor sekarang tertuju pada kemampuan AISA untuk melunasi sejumlah obligasi yang sudah jatuh tempo. "Memang harus secepatnya dilunasi, kalau terus berusaha dan berusaha justru semakin membuat investor ragu," imbuh Kiswoyo, Senin (2/7).

Dia menambahkan, masih ada skenario lain bagi AISA untuk mendapat duit untuk melunasi utang. Caranya, menjual aset grup selain bisnis beras AISA. Sebab, untuk menerbitkan surat utang kembali dalam rangka refinancing pun sulit karena kepercayaan yang sudah turun. Cuma memang, hal itu tak mudah dilakukan karena ada potensi grup bakal kehilangan bisnisnya.

Selama masih banyak ketidakpastian, Kiswoyo tak menyarankan masuk ke saham AISA. "Jika sudah terlanjur punya cut loss atau minimal hold, tapi kalau belum jangan masuk," imbuh Kiswoyo.

Saham AISA kembali menembus rekor terendah. Setelah sempat menyentuh harga terendah dalam 11 tahun, Rp 212, saham AISA kemarin ditutup melemah 53 poin ke level Rp 191 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×