kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Saham tambang dan industri dasar juara


Kamis, 07 Juni 2018 / 07:46 WIB
Saham tambang dan industri dasar juara
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar saham Indonesia masih bergerak volatil. Sejak awal tahun hingga kemarin (ytd), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyusut 4,5%.

Kejatuhan IHSG sejalan dengan kondisi sebagian besar saham di Bursa Efek Indonesia. Hanya dua dari sembilan sektor saham di BEI yang berhasil menanjak. Kedua sektor itu adalah saham pertambangan dan industri dasar. Sedangkan tujuh sektor lainnya bertumbangan.

Sepanjang tahun berjalan, saham pertambangan menguat 23,52% (ytd), sementara saham industri dasar menanjak 18,47% (ytd). Saham yang turut mengangkat sektor pertambangan antara lain ANTM yang menguat 59%, PTBA (59%), HRUM (44%) dan ITMG (34%). Sedangkan saham industri dasar yang bersinar adalah TKIM yang melonjak 442%, INKP (263%), JPFA (25%) serta CPIN (20%).

Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menilai, sektor pertambangan masih bisa menanjak hingga akhir tahun nanti. Potensi kenaikan harga minyak mentah semakin mendorong sektor ini. "Harga minyak saat ini US$ 65 per barel dan masih memiliki ruang pertumbuhan hingga menguji level US$ 72 per barel," kata dia, kemarin.

Peluang tumbuh

Saham sektor pertambangan dinilai bisa menjadi prioritas utama hingga akhir 2018. Lucky memilih PGAS, MEDC dan INCO dan ANTM. Danareksa menilai, peluang saham pertambangan menjadi pendorong utama bursa saham Tanah Air cukup besar. Sebab, sektor ini masih bisa bertumbuh 11% hingga akhir tahun. "Sektor pertambangan akan didominasi sentimen eksternal seperti harga minyak dunia," ujar Lucky.

Sedangkan analis Erdikha Elit Sekuritas Okky Jonathan menilai, sinar sektor pertambangan akan cenderung meredup akhir tahun ini. "Saya sedikit pesimistis, karena tahun lalu China sempat mengabarkan tak ingin menggunakan batubara sebagai energi listrik," jelas Okky.

Pemerintah China berencana menekan tingkat polusi di negara tersebut. Salah satu jalannya adalah menekan penggunaan energi batubara yang ditargetkan turun 9%.

Okky justru melihat saham sektor industri dasar masih bisa meningkatkan pertumbuhannya, terutama sub sektor pulp dan kertas. "Perhelatan pilkada serentak pada tahun ini diharapkan bisa mendongkrak permintaan kertas," ungkap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×