Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat tipis setelah Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan pada Rabu siang (30/5). Namun, faktor eksternal masih akan membayangi pergerakan mata uang Garuda.
Mengutip Bloomberg, Rabu pukul 17.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot menguat 2 poin atau setara 0,01% menjadi Rp 13.993 per dollar Amerika Serikat (AS).
Meski hanya menguat tipis, sejatinya rupiah diuntungkan dari sisi internal dan eksternal. Dari domestik, rupiah didukung dengan kenaikan suku bunga acuan bank Indonesia (BI).
Sedangkan, dari eksternal, menurut ekonom Bank Permata Josua Pardede, penguatan rupiah seiring penurunan yield US Treasury. "Pergerakan rupiah masih bisa naik maupun turun, tergantung dari hasil data ekonomi AS yang akan dirilis malam ini," kata Joshua, hari ini.
AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi alias GDP. Jika hasilnya bagus, bisa menyokong dollar AS, sehingga melemahkan rupiah. Sebaliknya, data yang kurang solid, akan melemahkan dollar AS. Belakangan ini, penguatan mata uang Paman Sam mulai mengendur lantaran tidak ada sinyal dari The Federal Reserves untuk mengerek suku bunga acuan lebih agresif.
Lanjut Josua, penguatan rupiah saat ini masih terbatas. Pekan ini, perdagangan rupiah tidak maksimal karena banyak hari libur di Indonesia. "Tekanan eskternal yang masih banyak memungkinkan rupiah melemah," ujarnya.
Menurut Josua, besok (31/5), rupiah akan bergulir di kisaran Rp 13.950-Rp 14.050 per dollar AS. Sedangkan, sepekan antara Rp 13.925-Rp 14.100 per dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News