kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah diprediksi melemah terimbas lelang US Treasury


Senin, 21 Mei 2018 / 18:54 WIB
Rupiah diprediksi melemah terimbas lelang US Treasury
ILUSTRASI. Ilustrasi Rupiah, Jakarta


Reporter: Grace Olivia | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang dollar Amerika Serikat (AS) masih terus perkasa. Pasca-kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia pekan lalu, rupiah masih belum mampu bangkit. Mata uang Garuda makin loyo, setidaknya sampai hari ini.

Mengutip Bloomberg, Senin (21/5), nilai tukar rupiah di pasar spot pukul 17.00 WIB, melemah 0,24% ke posisi Rp 14.190 per dollar AS. Pada perdagangan siang, rupiah bahkan sempat melewati level Rp 14.200 per dollar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail menilai, posisi rupiah yang bergerak dalam rentang Rp 14.100-Rp 14.200 per dollar AS terbilang wajar. Menurutnya, nilai tukar memang tak akan serta merta melonjak kembali ke level Rp 13.900 setelah suku bunga acuan dinaikkan.

"Kenaikan suku bunga memang untuk menstabilkan rupiah, tapi, ya, pada level sekarang ini. Di sisi lain, dengan nilai tukar yang sekarang diharapkan ada perubahan struktur impor yang menjadi berkurang," ujar Mikail, Senin (21/5).

Analis PT Asia Tradepoint Futures Andri Hardianto menilai, fokus pelaku pasar saat ini masih dominan tertuju pada pasar AS. Ia yakin akan ada momen dollar AS terkoreksi dan pasar akan mulai merespons kebijakan moneter Indonesia, sehingga rupiah tersokong.

Rupiah masih berpeluang menguat signifikan saat dollar AS mengalami momen koreksi. "Pemerintah masih optimistis pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun ini. Harusnya ini memberi sinyal positif ke pasar, apalagi kalau inflasi terjaga selama masa Lebaran ini," papar Andri.

Hanya saja, ia menilai, Bank Indonesia (BI) masih perlu terus mengambil langkah intervensi untuk menjaga kestabilan nilai tukar meskipun suku bunga acuan sudah dinaikkan. Di antaranya melalui kebijakan currency swap untuk menjaga likuditas BI.

Mikail juga menilai langkah ini harus terus dipertahankan sebagai kebijakan makroprudensial BI guna mengurangi ketergantungan terhadap dollar AS. Apalagi, di tengah penguatan dollar yang masih terus berlangsung sampai saat ini.

Untuk perdagangan Selasa (22/5), Mikail memproyeksi nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah. Pasalnya, yield US Treasury berpeluang kembali naik seiring agenda lelang US treasury tenor tiga bulan dan enam bulan yang akan berlangsung malam ini waktu setempat.

"Yield US Treasury di pasar sekunder bisa naik lagi kalau dari hasil bidding yield US Treasury tenor tiga bulan di atas 1,9% dan yield tenor enam bulan di atas 2,3%," papar Mikail.

Oleh karena itu, prediksi Mikail, rupiah akan melemah dalam rentang Rp 14.150-Rp 14.200 per dollar AS. Sementara, Andri melihat ada potensi rupiah menguat secara teknikal dalam rentang Rp 14.150-Rp 14.170 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×