kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Return reksadana pendapatan tetap bisa capai 8%


Kamis, 06 April 2017 / 13:59 WIB
Return reksadana pendapatan tetap bisa capai 8%


Reporter: Olfi Fitri Hasanah, Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Anda yang rajin membaca KONTAN tentu sudah tahu bahwa di tiga bulan pertama tahun ini reksadana pendapatan tetap memberikan imbal hasil rata-rata paling tinggi ketimbang reksadana lainnya.

Sejumlah reksadana berbasis obligasi ini bahkan mencetak imbal hasil lebih tinggi ketimbang kinerja obligasi pemerintah di kuartal I-2017 yang terlihat dari pergerakan INDOBeX Government Total Return yang naik 6,19% pada tiga bulan pertama tahun ini.

Return reksadana pendapatan tetap itupun lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di periode yang sama.

Lima besar saham pencetak kinerja terbaik di kuartal pertama tahun ini mencetak imbal hasil di kisaran 6,86% hingga 13,7%. Di periode yang sama, IHSG cuma naik 5,12%.

Produk reksadana pendapatan tetap yang mencetak kinerja paling kinclong adalah Mega Asset Mantap besutan PT Mega Asset Management. Return yang diraih mencapai 13,7%.

Rata-rata, para manajer investasi pengelola reksadana pendapatan jagoan menggunakan strategi investasi yang mirip. Pengelola dana memilih menempatkan investasi di obligasi pemerintah.

Direktur Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo menjelaskan, produk Bahana Prime Income Fund berhasil mencetak return tinggi lantaran menaruh asetnya pada obligasi dengan tenor panjang di atas lima tahun. Di kuartal satu lalu, imbal hasil reksadana ini mencapai 7,11%.

Mengacu fund fact sheet per Maret, produk ini 100% dialokasikan pada obligasi pemerintah. Soni menargetkan produk ini bisa memberi imbal hasil sekitar 8%-9% hingga akhir tahun. "Target investor kami memang yang memiliki horizon investasi jangka panjang dan tidak masalah dengan volatilitas pasar," jelas Soni, kemarin.

Mandiri Manajemen Investasi juga memakai strategi serupa. Direktur Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti memaparkan, dalam produk Mandiri Obligasi Optima, sebagian besar dana ditempatkan di obligasi pemerintah. "Obligasi pemerintah memang memiliki volatilitas harga yang lebih tinggi dibandingkan obligasi korporasi, termasuk pada saat market rally," jelas dia.

Mandiri Manajemen Investasi memilih obligasi pemerintah dengan tenor di kisaran enam tahun hingga tujuh tahun. Sedangkan untuk obligasi korporasi di lima tahun hingga tujuh tahun. Dengan strategi ini, Mandiri Manajemen Investasi optimistis return Mandiri Obligasi Optima tahun ini bisa mencapai 8%.

Kinerja obligasi

Research & Investment Analyst Infovesta Utama Wawan Hendrayana sepakat, return reksadana pendapatan tetap tinggi lantaran mayoritas dana investasi dialokasikan pada obligasi pemerintah, khususnya yang memiliki tenor panjang di atas sepuluh tahun.

Kinerja obligasi pemerintah di kuartal I-2017 memang positif. Tengok saja pergerakan INDOBeX Government Total Return yang disusun oleh Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA). Indeks yang mengindikasikan return investasi di obligasi pemerintah ini tercatat naik 6,19% pada tiga bulan pertama tahun ini.

Wawan memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap di tahun ini bakal moncer. Pasar obligasi berpotensi mengalami rally kencang bila Standard & Poors (S&P) benar-benar menaikkan peringkat utang Indonesia. "Jika S&P memberikan rating investment grade, hal ini akan menjadi angin segar bagi kinerja obligasi dalam negeri," ungkap dia.

Karena itu, Wawan memprediksi return reksadana pendapatan tetap bisa mencapai kisaran 7%8% pada akhir tahun nanti. Namun angka ini masih lebih rendah dibanding kinerja tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×