kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,64   8,28   0.89%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Poles kinerja, Garuda Indonesia benahi rute


Rabu, 11 Oktober 2017 / 18:55 WIB
Poles kinerja, Garuda Indonesia benahi rute


Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengatur strategi untuk optimalkan pendapatan. Targetnya, tahun ini, pendapatan bisa tumbuh sekitar 7%, sedangkan tahun depan bisa tumbuh 9%-10%. Salah satu langkah yang dilakukan  dengan membenahi rute.

Terdekat, 2 November 2017, maskapai pelat merah ini akan langsung terbang dari Jakarta ke London. Sebelumnya, penerbangan Jakarta-Lodon masih membutuhkan transit di Singapura. Bersamaan dengan itu, GIAA juga akan menghubungkan rute Jakarta-London dengan Melbourn.

Sebelumnya, berdasarkan catatan BPK, rute Jakarta-Singapura–London-Jakarta belum mendatangkan profit untuk perusahaan. Sejak dibuka Maret 2016 hingga Juni 2016, BPK mencatat rute ini menimbulkan kerugian sebesar US$ 16,43 juta.

“Masih akan dilihat jika terbang langsung ke sana. Harapannya bisa mengurangi biaya. Ke singapura memang biayanya lebih besar,” tutur Direktur Utama GIAA Pahala N. Mansury.

VP Corporate Communication GIAA Ikhsan Rosan menambahkan, frekuensi penerbangan rute Jakarta-London nantinya sebanyak tiga kali per minggu. “Pasar yang bisa di garap dengan rute ini menjadi lebih luas, contoh penerbangan London ke Melbourn ada 160.000 penumpang per tahun,” tutur Ikhsan, Rabu (11/10).

Selain restrukturisasi rute tersebut, GIAA juga mengurangi frekuensi beberapa rute, seperti Balikpapan-Jogjakarta dan Jakarta-Palembang. Selain itu, di kuartal keempat ini, GIAA juga berencana menambah rute baru.

Ikhsan bilang, ada empat rute baru yang akan beroperasi hingga akhir tahun nanti. Per 15 Desember 2017, GIAA juga menambah frekuensi penerbangan Denpasar-Melbourne dari 7 kali perminggu jadi 8 kali per minggu. Hal ini mengingat adanya peningkatan permintaan.

Adapun saat ini, menurut Ikhsan, pendapatan dari penumpang masih menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan GIAA. Porsinya sudah mulai seimbang antara penerbangan domestik dan internasional. “Sekarang pertumbuhan internasional juga meningkat, jadi kontribusinya 50:50,” tutur Ikhsan.

Di luar pendapatan penumpang, GIAA juga mengandalkan kontribusi dari lini bisnis lain seperti sales on board dan cargo. “Kami juga meningkatkan produk, dalam kaitan ini jaringan penerbangan jadi lebih terkoneksi,” imbuh Ikhsan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×