kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PGN akuisisi ladang gas senilai US$ 75 juta


Senin, 11 Maret 2013 / 07:25 WIB
PGN akuisisi ladang gas senilai US$ 75 juta
ILUSTRASI. KONTAN/Carolus Agus Waluyo/18/08/2021.


Reporter: Muhammad Yazid |

JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) gencar melakukan akuisisi sejumlah lapangan minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air.  Suplai gas yang mini membuat perusahaan pelat merah ini melakukan berbagai upaya untuk memenuhinya.   

Salah satunya dengan mengakuisisi saham partisipasi atawa participating interest (PI) pada blok migas. Baru-baru ini, lewat anak perusahaannya, PT Saka Energi Indonesia, PGN mengakuisisi 20% hal partisipasi Sierra Oil Services Ltd di Blok Ketapang, Madura, Jawa Timur. PGN merogoh kocek US$ 75 juta untuk akuisisi blok tersebut.

Ridha Ababil,  Vice President Corporate Communications PGN, akuisisi tidak hanya akan berhenti di situ saja. PGN masih akan terus  mencari blok gas lain untuk dibeli, termasuk lapangan gas sudah berproduksi. "Kami tidak akan menjadi operator tapi PGN  akan menjadi pemegang PI," ujar Ridha  kepada KONTAN, Jumat(8/3). Sayang Ridha enggan menyebutkan nama lapangan yang PGN incar.

Menurut Ridha, keterbatasan gas untuk pasokan industri maupun pembangkit listrik membuat PGN bersemangat masuk di industri hulu. Saat ini, PGN juga  tengah melakukan penjajakan dengan beberapa kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) untuk masuk ke industri hulu.

Hanya saja, setelah proses akuisisi Blok Ketapang tak serta merta hasil produksi gas dari lapangan gas  yang mencapai 19 million metric standard cubic feet per day (mmscfd) akan bisa langsung di distribusikan ke industri lewat jaringan pipa transmisi milik PGAS. Ridha bilang, keputusan alokasi penjualan sepenuhnya merupakan kewenangan pemerintah. 

Ridha menambahkan, sebelumnya di bisnis hulu migas, PGN, melalui Saka Energi, PGN juga telah mengakuisisi blok coal bed methane (CBM) Lematang di Sumatera Selatan, pada Agustus 2011. Namun, untuk pengembangan CBM ini belum ada kemajuannya. "Kami lebih utamakan mencari lapangan yang sudah produksi," imbuhnya.

Pengembangan bisnis, selain pipa jaringan transmisi,  juga telah dilakukan PGN sejak beberapa tahun silam. Yakni, dengan mengembangkan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat lewat PT Nusantara Regas, perusahaan patungan PGN dengan PT Pertamina. FSRU tersebut telah beroperasi sejak Mei 2012 silam.

Saat ini, PGN juga tengah mengembangkan FSRU Lampung yang diproyeksikan beroperasi 2014 mendatang. 

Dengan berbagai akuisisi ini, semoga saja krisis gas di industri Tanah Air tidak berkepanjangan.                          n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×