kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pergerakan yield US Treasury akan pengaruhi lelang Sukuk di hari Selasa (23/3)


Senin, 22 Maret 2021 / 06:07 WIB
Pergerakan yield US Treasury akan pengaruhi lelang Sukuk di hari Selasa (23/3)
ILUSTRASI. Lelang Sukuk Negara: Seorang staf memperhatikan layar monitor lelang sukuk


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggelar Lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk pada Selasa (23/3). Pada lelang kali ini pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 12 triliun.

Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, terdapat enam seri SBSN yang akan dilelang, yakni satu seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara - Syariah) dan lima seri PBS (Project Based Sukuk).

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management, Dimas Yusuf, memprediksi lelang sukuk untuk pekan depan masih akan tergantung pada pergerakan yield di Amerika Serikat yang sudah melebihi level 1,7%. Hal ini yang akan menjadi perhatian investor, apakah yield masih bisa naik lagi atau tidak.

Baca Juga: Kemenkeu: Hingga 17 Maret 2021 realisasi penerbitan SBN mencapai Rp 365,38 triliun

“Jadi menurut saya tergantung seberapa jauh yield US di hari Senin (22/3), kalau yield sudah naik banyak, bisa naik sampai misalnya 2%, menurut saya incoming bid untuk sukuk tidak turun terlalu banyak, karena yield sudah tidak akan naik terlalu banyak lagi,” tuturnya.

Pada lelang sukuk sebelumnya (10/3), jumlah penawaran mencapai Rp 17,975 triliun, dengan penyerapan Rp 4,495 triliun.

“Yang paling mempengaruhi saat ini ya yield US Treasury, cuma tentunya faktor lain masih bisa mempengaruhi, misalnya seperti kenaikan nilai tukar rupiah, karena tentunya itu bakal mempengaruhi total return untuk investor juga,” ujar dimas.

Dimas memprediksi turunnya penawaran pada lelang-lelang sebelumnya karena khawatirnya investor terhadap yield yang masih bisa naik lagi.




TERBARU

[X]
×