kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbaikan ekonomi AS menekan kurs rupiah sepekan terakhir


Jumat, 26 Maret 2021 / 19:05 WIB
Perbaikan ekonomi AS menekan kurs rupiah sepekan terakhir
ILUSTRASI. Jumat (26/3), kurs rupiah spot menguat 0,06% menjadi Rp 14.417 per dolar Amerika Serikat (AS).


Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat tipis menjelang akhir pekan ini. Jumat (26/3), kurs rupiah spot menguat 0,06% menjadi Rp 14.418 per dolar Amerika Serikat (AS). Selama pekan ini rupiah tertekan sehingga sempat melemah hingga Rp 14.461 per dolar AS.

Menurut Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf, penguatan dolar AS di minggu ini tidak terlepas dari penguatan dolar AS secara umum terhadap mata uang global. Imbasnya tidak hanya dirasakan oleh rupiah, tetapi juga dirasakan oleh banyak mata uang di dunia. 

“Ada beberapa faktor yang mendorong permintaan dolar, yang pertama adalah perannya sebagai safe haven, karena saat ini sentimen mulai memburuk terutama di kawasan Eropa yang kembali menjalankan kebijakan lockdown seperti di Jerman, Prancis, dan Italia. Lockdown ini ditakutkan, karena bisa menghambat pemulihan ekonomi global, ” kata Alwi. 

Dengan kekhawatiran kondisi yang terjadi, dia menilai bahwa rupiah sedikit ditinggalkan menyusul karena rupiah dianggap sebagai aset berisiko. Selain itu, dia juga menilai bahwa ada sentimen pasar AS akan pulih lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara Eropa.

Baca Juga: Berbalik arah, rupiah ditutup menguat ke Rp 14.418 per dolar AS pada hari ini (26/3)

“Dilihat dari sifat optimistis Gubernur The Fed Powell dan Menkeu AS Yellen yang menyatakan ekonomi AS juga berada di jalur pemulihan, kemudian konferensi pers formal dari Joe Biden menegaskan bahwa RUU besar membahas infrastruktur, dan Biden akan menggandakan rencana peluncuran vaksinasi jadi 200 juta, dan lebih cepat 42 hari dari jadwal,” kata Alwi pada Kontan.co.id Jumat (26/3).

Dengan vaksinasi agresif dari pemerintah AS akan membuat pemulihan ekonomi di AS lebih cepat, dan hal ini juga yang menurut Alwi mendorong penguatan dolar AS terhadap rupiah. Pemulihan ekonomi yang cepat juga menurutnya akan mendorong prospek inflasi, dan prospek dolar kedepan akan lebih cerah. Selain itu, data yang menunjukkan perbaikan kondisi tenaga kerja AS turut berdampak positif bagi dolar AS.

Baca Juga: IHSG melesat 1,19% pada Jumat (26/3), masih turun 2,53% sepekan

Head of Economics Research Pefindo, Fikri C Permana mengatakan, masih ada tekanan dari kenaikan yield US Treasury 10 tahun dan ketakutan akan taper tantrum. “The Fed menyatakan taper tantrum masih bisa diminimalisir karena The Fed akan tetap menjaga suku bunga di level yang rendah, tapi di sisi lain kita melihat inflasi AS implement rate-nya di tingkat rendah, inflasinya mulai menanjak, sehingga dijelaskan akan sampai 2,2 di akhir tahun, jadi ya kenaikan yield US Treasury 10 tahun masih akan terjadi akan jadi salah satu pemberat rupiah di beberapa minggu ke depan dan di minggu lalu juga,” kata Fikri.

Kondisi rupiah saat ini masih dianggap wajar oleh Alwi, karena masih berada di bawah target RAPBN 2021. Pemerintah menargetkan harga rupiah berada di kisaran Rp 14.600 per dolar AS dalam RAPBN. 

Baca Juga: Dolar AS melemah, mayoritas mata uang di Asia berbalik menguat pada Jumat (26/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×