kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perbaikan ekonomi AS dorong kenaikan imbal hasil US Treasury


Rabu, 14 Februari 2018 / 21:08 WIB
Perbaikan ekonomi AS dorong kenaikan imbal hasil US Treasury
ILUSTRASI. Perekonomian AS


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun dalam tren kenaikan belakangan ini. Peningkatan imbal hasil lantaran mulai membaiknya perekonomian Amerika Serikat pasca diberlakukannya UU pemotongan pajak,, sehingga membuka peluang kenaikan suku bunga The Federal Reserves lebih agresif.

Analis Fixed Income MNC Sekuritas, I Made Adi Saputra mengatakan, kenaikan imbal hasil US Treasury sebenarnya sudah terjadi sejak awal 2018 dan laju kenaikannya kian signifikan ketika memasuki bulan Februari.

Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun pada 1 Januari lalu masih berada di level 2,405%. Sedangkan hari ini (14/2), imbal hasil US Treasury berada di level 2,829%. Imbal hasil US Treasury bahkan memecahkan rekor di level 2,858% pada Senin (12/2) lalu.

Naiknya imbal hasil US Treasury didorong oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat yang mulai terlihat setelah pemerintah tersebut menerapkan kebijakan pemangkasan pajak. Hal ini ditandai sejumlah data ekonomi AS dalam dua minggu terakhir yang cukup positif, salah satunya data kenaikan gaji.

“Karena data gajinya naik, tingkat konsumsi berpotensi meningkat,” kata Made.

Lebih lanjut, peningkatan konsumsi membuat inflasi berpeluang meningkat sehingga The Federal Reserve mencoba mengantisipasinya dengan menaikkan suku bunga acuan AS. Laju kenaikan imbal hasil US Treasury semakin sulit dibendung setelah pelaku pasar terlanjur khawatir bahwa The Fed berpotensi menaikan suku bunga acuan AS lebih dari tiga kali.

Di samping itu, kenaikan imbal hasil US Treasury juga tidak lepas dari rencana pemerintah AS yang ingin meningkatkan jumlah utang. Pasalnya, beban pengeluaran APBN di negara tersebut bertambah pada tahun ini.

“Potensi peningkatan utang pemerintah AS cukup besar, karena peluang pemasukan pajak menjadi berkurang setelah UU pajak ditetapkan,” imbuh Made.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×