Reporter: Dina Farisah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Tembaga menuju kenaikan harga mingguan kedua akibat spekulasi kenaikan permintaan dari Amerika Serikat (AS) sebagai pengguna logam terbesar di dunia. Spekulasi tersebut muncul karena parlemen AS hampir mengesahkan anggaran belanja sebesar US$ 1,1 triliun untuk menjalankan pemerintahan sebelum anggaran habis.
Mengutip Bloomberg, Jumat (12/12), kontrak pengiriman tembaga tiga bulan di London Metal Exchange berada di level US$ 6.490 per metrik ton. Harga naik 0,42% dibandingkan hari sebelumnya. Selama sepekan terakhir, harga tembaga naik 0,6%.
Analis dan Direktur PT Equilibrium Komoditi Berjangka Ibrahim mengatakan, kenaikan harga tembaga ditopang oleh membaiknya postur anggaran Amerika Serikat (AS). Defisit anggaran AS November 2014 (year on year) tercatat sebesar US$ 56,8 miliar. Defisit ini turun 58% dibandingkan dengan November 2013 yang sebesar US$ 135,2 miliar.
Positifnya data ekonomi AS ini mengimbangi pelemahan ekonomi China. Untuk diketahui, produksi industri China November hanya tumbuh 7,2%. Angka ini lebih rendah dibanding ekspektasi sebesar 7,5%. “Selain perbaikan data ekonomi AS, tembaga juga diuntungkan dengan perbaikan tenaga kerja Australia. Di tengah musim dingin seperti saat ini, tenaga kerja Australia justru meningkat,” ungkap Ibrahim.
Secara teknikal, Ibrahim mengatakan, harga tembaga berpotensi naik dalam jangka pendek. Pergerakan bollinger band dan moving average berada 80% di atas bollinger tengah. Ini memberi ruang kenaikan harga lanjutan.
Moving average convergence divergence (MACD) berada di level 65% dengan arah positif. Stochastic masih wait and see. Sementara, indikator relative strength index (RSI) berada di level 65% dengan arah positif.
Ibrahim memprediksi, harga tembaga hari ini akan bergulir di kisaran US$ 6.430,50-US$ 6.500 per metrik ton. Namun, harga tembaga sepekan ke depan berpotensi kembali melemah di kisaran US$ 6.380,20-US$ 6.500 per metrik ton.
Menurut Ibrahim, kenaikan harga tembaga saat ini memberikan kesempatan bagi pelaku pasar untuk melakukan penjualan di harga tertinggi alias profit taking. Sebab, harga tembaga akan kembali jatuh di akhir bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News