kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyebab Indika Energy (INDY) menderita kerugian US$ 117,54 juta pada 2020


Selasa, 06 April 2021 / 15:52 WIB
Penyebab Indika Energy (INDY) menderita kerugian US$ 117,54 juta pada 2020
ILUSTRASI. Penyebab Indika Energy (INDY) menderita kerugian US$ 117,54 juta pada 2020


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) sepanjang tahun 2020 mengalami tekanan. INDY membukukan kerugian bersih senilai US$ 117,54 juta. Kerugian ini naik dari kerugian bersih tahun sebelumnya yang hanya US$ 18,16 juta.

Membengkaknya kerugian bersih INDY tidak terlepas dari penurunan topline emiten tambang batubara ini INDY membukukan pendapatan senilai US$ 2,07 miliar, menurun 25,34% dari realisasi pendapatan tahun 2019 yang mencapai US$ 2,78 miliar.

Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan CEO Indika Energy mengatakan, penurunan pendapatan terutama disebabkan oleh menurunnya pendapatan anak usaha INDY, yakni Kideco Jaya Agung (Kideco) sebesar 20,6% secara year-on-year (YoY). Hal ini disebabkan harga jual rata-rata batubara yang menurun sebesar 16,1%, dari semula US$ 45,1 per ton menjadi US$ 37,8 per ton pada tahun 2020.

Selain itu, volume penjualan batubara juga terkontraksi sebesar 5,4%, dari 34,9 juta ton di 2019 menjadi 33,0 juta ton di 2020.

Baca Juga: Mengintip kinerja konglomerasi Grup Indika tahun 2020, siapa yang paling moncer?

Anak perusahaan lainnya, seperti PT Petrosea Tbk (PTRO) juga mencatat penurunan pendapatan sebesar 28,5%, dari US$ 476,4 juta pada tahun 2019 menjadi US$ 340,7 juta pada tahun 2020. Penurunan ini karena berkurangnya pendapatan dari kontrak pertambangan, engineering and construction, serta logistic & support services.

Anak usaha INDY lainnya, yakni PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) juga mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 29,5%, dari semula US$ 77,8 juta menjadi US$ 54,9 juta pada 2020. Penurunan pendapatan ini seiring menurunnya harga jual komoditas serta penurunan volume barging dan transhipment.

Entitas usaha INDY lainnya, yakni Tripatra, juga mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 35,2%, dari US$ 462,3 juta menjadi US$ 299,4 juta di 2020. Penurunan pendapatan ini karena berkurangnya pendapatan dari proyek BP Tangguh dan proyek Emily, serta sudah terlaksananya proyek Vopak di tahun 2019.

Baca Juga: IHSG diprediksi menguat pada Kamis (1/4), saham-saham ini bisa jadi pilihan

Di sisi lain, konstituen Indeks Kompas100 ini justru membukukan kenaikan sejumlah beban. Beban penjualan, umum, dan administrasi tercatat meningkat 0,6%, dari semula US$ 137,2 juta menjadi US$ 138,0 juta pada tahun 2020.




TERBARU

[X]
×