kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan emas lesu


Senin, 02 Desember 2013 / 08:28 WIB
Penjualan emas lesu
ILUSTRASI. Dollar AS menguat karena ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga The Fed. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/hp.


Reporter: Febrina Ratna Iskana, Agus Triyono | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga emas masih dalam tren koreksi, baik di kontrak berjangka maupun emas batangan buatan  PT Aneka Tambang (Antam) di dalam negeri. Kondisi ini membuat permintaan emas meredup. Berdasarkan pantauan KONTAN di sejumlah sentra penjualan emas di Jakarta, akhir pekan lalu, para pedagang emas mengaku penjualan makin lesu dalam beberapa bulan terakhir ini.

Heri, penjual emas di Toko Mas D’Makmur di Cikini mengatakan, belakangan ini jumlah permintaan emas di gerai miliknya cenderung menurun. Dalam kondisi normal, setiap hari, paling tidak ada satu transaksi jual beli emas di tokonya. Tapi, sudah beberapa bulan ini, belum tentu setiap hari ada transaksi. Kondisi ini terjadi sejak usai Lebaran.

Lesunya permintaan emas juga diakui Samuel, penjual emas dari Yudhistira Jewelery Cikini. Dalam sehari, transaksi jual beli emas di tokonya, rata-rata hanya tiga transaksi. Beberapa bulan lalu, dalam sehari minimal ada lima transaksi jual beli emas.

Meski harga emas dunia tengah anjlok, tapi harga emas di dalam negeri masih cukup tinggi karena rupiah melemah, sehingga permintaan cenderung lesu. “Mungkin pembeli menahan diri hingga harga turun lagi," ujar Samuel.

Toko Samuel menjual emas seharga Rp 488.000 per gram. Sementara, di toko Heri, harga emas dijual Rp 470.000 per gram. Adapun, di Logam Mulia Antam, Jumat (29/11),  harga jual ukuran satu gram sebesar Rp 530.000 per gram.

Andri, penjual emas di Toko Mutiara Melawai juga bilang, penjualan emas belakangan turun tapi tidak terlalu tajam. Ia bilang, tokonya dia masih bisa meraih omzet menjual emas dan berlian rata-rata  Rp 50 juta per hari. "Tapi jika dibandingkan omzet di tahun lalu, saat ini memang menurun," ujar Andri.     

Suluh Adil Wicaksono, analis PT Millenium Penata Futures mengatakan, antusias masyarakat terhadap logam mulia saat ini berkurang akibat kurs rupiah yang melemah. Mereka khawatir kalau rupiah menguat, harga emas malah turun lagi. Nah, saat terbaik membeli emas adalah saat rupiah menguat dan harga  emas global turun.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×