kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penguatan harga nikel masih berlanjut


Rabu, 04 Januari 2017 / 10:34 WIB
Penguatan harga nikel masih berlanjut


Reporter: Namira Daufina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sektor manufaktur China tumbuh positif. Hal ini mendongkrak harga nikel di awal 2017. Analis memprediksi harga komoditas ini masih berpotensi menguat, setidaknya hingga pertengahan pekan sebelum rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, Selasa (3/1) pukul 11.45 WIB, harga nikel kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange naik 1,60% dibanding hari sebelumnya ke level US$ 10.175 per metrik ton.

Ibrahim, Direktur Garuda Berjangka, bilang, harga logam industri, termasuk nikel, naik setelah China mengumumkan indeks belanja sektor manufaktur Caixin. Indeks ini naik dari 50,9 jadi 51,9. Artinya, sektor manufaktur melakukan ekspansi dan kebutuhan nikel akan meningkat.

Padahal, pasokan diprediksi mengempis. Industri manufaktur China, sebagai salah satu konsumen terbesar, diprediksi akan menyedot pasokan yang ada. Hal ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan dan stok.

"Belum lagi, sektor manufaktur AS juga diprediksi tumbuh," tutur Ibrahim. Karena itu, harga nikel diproyeksi bisa naik lagi walau rentangnya terbatas. Maklum, membaiknya sektor manufaktur AS akan jadi sentimen positif bagi dollar AS.

Penguatan mata uang AS ini akan menekan harga komoditas. "Selain juga timbul aksi bargain hunting sebelum rilis risalah FOMC pertengahan pekan nanti," tambah Ibrahim. Pasca libur tahun baru, pelaku pasar berbondong masuk ke aset berisiko dan komoditas.

Pelaku pasar diprediksi akan mempertahankan porsi dana di aset berisiko sambil menanti rilis data ekonomi AS dan proyeksi kebijakan moneter The Fed ke depan. Ibrahim memprediksi, harga nikel hari ini (4/1) berpotensi naik lagi, meski terbatas.

Pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan dampak relaksasi ekspor nikel Indonesia ke pasokan. Hal tersebut bisa kembali memicu lonjakan pasokan nikel global.

Menurut Sukhyar, Ketua Asosiasi Smelter dan Pengolahan Mineral Indonesia, produksi nikel Indonesia bisa naik menjadi 363.000 ton di 2017. Secara teknikal, Ibrahim melihat moving average dan bollinger band bergerak 30% di atas bollinger tengah yang mendukung kenaikan.

Lalu stochastic level 70% positif. Hanya saja moving average convergence divergence (MACD) di area netral bergerak wait and see. Sedangkan relative strength index (RSI) level 60% negatif memberikan tekanan turun.

Berdasarkan faktor tersebut, Ibrahim memprediksikan harga nikel hari ini (4/1) bergerak di kisaran US$ 10.115-US$ 10.270 per metrik ton. Dalam sepekan, harga nikel diprediksi akan bergerak antara US$ 10.065-US$ 10.375 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×