kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan naik, laba bersih Adaro Energy (ADRO) tahun 2018 malah turun


Selasa, 05 Maret 2019 / 07:03 WIB
Pendapatan naik, laba bersih Adaro Energy (ADRO) tahun 2018 malah turun


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan pendapatan yang naik dobel digit pada tahun lalu. Tapi, laba bersih emiten tambang batubara ini justru turun dobel digit juga.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Adaro 2018, emiten batubara ini mencatat kenaikan pendapatan 11,04%, dari US$ 3,26 miliar pada tahun 2017 menjadi US$ 3,62 miliar sepanjang tahun lalu.

Hanya saja, beban Adaro pun mengalami peningkatakan. Dari sisi ini, beban pokok pendapatan Adaro naik menjadi US$ 2,41 miliar atau meningkat 13,68% dibandingkan beban pokok pendapatan tahun 2017 yang sebesar US$ 2,12 miliar.

Kenaikan beban pokok pendapatan itu terutama disebabkan oleh kenaikan nisbah kupas, volume, harga bahan bakar minyak (BBM) maupun pembayaran royalti kepada pemerintah seiring kenaikan harga jual rata-rata. Dari sisi konsumsi BBM misalnya, naik 15% secara tahunan, sementara biaya BBM meningkat 40% akibat naiknya aktivitas operasional dan harga BBM global.

Alhasil, laba bersih ADRO turun 13,57% menjadi US$ 417,72 juta dari sebelumnya US$ 483,30 juta. 

Produksi naik tipis

Produksi batubara ADRO tahun lalu mencapai 54,04 juta ton. Jumlah tersebut naik sebesar 4% dibandingkan dengan produksi di tahun sebelumnya. Capaian produksi ini masih dalam kisaran target perusahaan yang mematok volume produksi antara 54 juta ton-56 juta ton. Adapun, penjualan batubara Adaro Energi naik 5% secara tahunan, menjadi 54,39 juta ton sepanjang tahun 2018.

Pada tahun lalu, Adaro menghabiskan belanja modal US$ 496 juta untuk pembelian dan penggantian alat berat, pengembangan aset batubara metalurgi dan kegiatan pemeliharaan rutin. Asal tahu saja, serapan belanja modal Adaro di bawah target yang telah dipatok pada tahun lalu sebesar US$ 750 juta-US$ 900 juta.

Kendati demikia, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy Garibaldi Thohir mengatakan bahwa Adaro telah mencapai target operasional. Termasuk mempertahankan margin yang tinggi dan melaksanakan strategi pertumbuhan jangka panjang di tengah tantangan pasar yang semakin besar menuju akhir tahun 2018 lalu.

"Kami menyadari karakteristik pasar batubara yang siklikal, waspada terhadap tantangan yang ada di pasar dan memperhitungkan hal-hal ini dalam menetapkan panduan tahun 2019," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/3).

Adapun, pada tahun 2019 ini, Adaro mengincar produksi sebesar 54 juta ton-56 juta ton, sama seperti tahun lalu. Untuk ekspansi, Adaro menganggarkan US$ 450 juta - US$ 600 juta sepanjang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×