kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,39   -1,63   -0.18%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penambahan kepemilikan MUFG belum tingkatkan daya tarik Bank Danamon


Selasa, 07 Agustus 2018 / 20:24 WIB
Penambahan kepemilikan MUFG belum tingkatkan daya tarik Bank Danamon
ILUSTRASI. ATM Bank Danamon


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (MUFG) resmi meningkatkan kepemilikan di PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) menjadi 40% efektif sejak 3 Agustus 2018. Analis memproyeksikan aksi tersebut hanya berdampak pada kenaikan harga saham dalam jangka pendek hingga menengah.

Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital berpendapatan peningkatan saham oleh MUFG belum akan berdampak signifikan pada kinerja Bank Danamon secara langsung.

Menurutnya, aksi tersebut cenderung memberi sinyal positif bagi para investor bahwa MUFG yakin prospek BDMN ke depan akan positif, sehingga menambahkan porsi sahamnya.

"Selama belum ada penjelasan mengenai strategi perusahaan dalam mengembangkan usaha secara anorganik, maka aksi tersebut hanya berpengaruh dalam jangka pendek saja terhadap kenaikan harga saham BDMN," kata Alfred, Selasa (7/8).

Tanpa langkah pengembangan bisnis secara anorganik, maka Alfred memproyeksikan kinerja BDMN ke depan akan berjalan seperti biasa mengikuti kondisi sektor perbankan di Indonesia yang cenderung tertekan kenaikan suku bunga.

Di satu sisi, secara gross, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) Bank Danamon sedikit naik dari 3,2% menjadi 3,3% pada paruh pertama 2018 secara tahunan.

Rasio keuangan lain yang juga mengalami penurunan, terlihat dari posisi margin bunga bersih alias net interest income (NIM) yang susut dari 9,3% per kuartal II-2017 menjadi 9,2% di kuartal II-2018.

Alfred mengatakan saat ini memang potensi suku bunga acuan untuk naik itu besar. Artinya, tentu hal ini akan menekan rencana bank dalam nenurunkan NPL. Alfred memandang Bank Danamon berat dalam menekan NPL turun karena tekanan secara makro cukup besar.

"Semoga pertumbuhan ekonomi di semester II 2018 lebih baik dan bisa memberi stimulus kepada debitur dan meningkatkan kemampuan bayarnya, sehingga NPL BDMN menurun," kata Alfred.

Isfhan Helmy Analis PT OCBC Sekuritas Indonesia mengatakan dalam menangani NIM yang menurun, BDMN melepaskan 7% dari deposito berjangka yang mahal.

Rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) perseroan di periode paruh pertama tahun ini naik menjadi 48,2% dari periode tahun sebelumnya 44,3%.

Isfhan dalam risetnya 30 Juli 2018 merekomendasikan buy di target harga Rp 7.650 per saham.

Tahan pembelian

Dari sisi valuasi, Alfred mencatat PBV atau Price to Book Value BDMN sebanyak 1,5 kali. Level ini termasuk mahal karena PBV PT Bank Negara Indonesia (BBNI) hanya 1,2 kali dan PT Bank Tabungan Negara BBTN hanya 1 kali.

Dengan valuasi yang tinggi serta tidak disertai dengan pertumbuhan yang agresif dibanding kompetitor yang valuasinya lebih rendah, Alfred merekomendasikan sell saham BDMN di target harga Rp 5.480 per saham.

Senada, Rahmi Marina Analis PT Maybank Kim Eng Securities mengatakan meningkatnya kepemilikan saham MUFG di BDMN dapat memberikan keuntungan ke harga saham BDMN dalam jangka waktu menengah.

Sementara, untuk prospek pertumbuhan laba BDMN di akhir tahun ia tidak begitu optimis. Penyebabnya, Rahmi mencatat NPL dari pinjaman UKM meningkat dari 2,3% di tahun 2014 menjadi 4% di semester I 2018.

"Di 2014 BDMN menyatakan pinjaman UKM sebagai mesin pertumbuhan baru saat itu porsi pinjaman UKM mencakup 15% dari total pinjaman, sekarang naik menjadi 24%," kata Rahmi dalam risetnya 1 Agustus 2018.

NPL yang diproyeksikan naik bisa mengurangi laba bersih BDMN yang Rahmi proyeksikan mencapai Rp 4,2 triliun di akhir tahun.

Rahmi merekomendasikan hold di target harga Rp 6.200 per saham.

MUFG masuk ke BDMN dengan melakukan akusisi terhadap saham milik pemegang saham pengendali yakni Asia Financial (Indonesia) Pte Ltd (AFI), anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Fullerton Financial Holdings Pte. Ltd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×