kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pamor yen terdongkrak permintaan safe haven


Minggu, 19 Februari 2017 / 22:58 WIB
Pamor yen terdongkrak permintaan safe haven


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Tingginya tingkat ketidakpastian global rupanya membawa berkah bagi nasib mata uang yen Jepang. Mata uang yen Jepang itu berhasil mengungguli poundsterling di akhir pekan kemarin. Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (17/2) pasangan mata uang GBP/JPY tercatat mengalami koreksi 1% ke level 140,015 dari sebelumnya.

Faisyal, analis PT Monex Investindo Futures lebih melihat pelemahan pasangan mata uang GBP/JPY terjadi karena permintaan yen sebagai save haven tengah meningkat. Disamping para investor masih mencemahkan kondisi brexit, tingkat ketidakpastian di zona global pun semakin tinggi.

“Sekarang ini dalam beberapa pemilu di Eropa, partai oposisi masih unggul dalam survei,” papar Fasiyal akhir pekan ini.

Di Prancis misalnya. Pemimpin partai sayap kanan Prancis, Front National, Marine Le Pen sekarang lebih unggul dari pada 2 rivalnya. Bahkan kandidat presiden dari Partai Sosialis, Benoit Hamon dan kandidat partai kiri Jean-Luc Melenchon tengah membahas pencalonan tunggal dari aliran sosialis demi menghadapi Le Pen. Pasar masih dilanda kekhawatiran karena niatan Le Pen untuk keluar dari Uni Eropa jika ia terpilih nanti.

Keunggulan yen juga semakin didukung sajian data ritel Inggris yang jauh dari harapan. Kalau semula diproyeksikan bulan Januari ini hasilnya tumbuh positif sekitar 1%, tetapi pada kenyataannya capaian penjualan ritel hanya berhasil menguat dari -2,1% pada Desember menjadi -0,3% di Januari. "Kalau retail sales jelek GBP/JPY pasti akan melemah," tandasnya.

Sementara dari Jepang sendiri justru tengah minim sentimen. Menurut Faisyal, dengan ketidakpastian global yang cukup tinggi kemungkinan pasangan GBP/JPY masih akan tetap melemah pada perdagangan Senin (20/2). Apalagi di awal pekan, juga tidak terlalu banyak sajian data yang berpengaruh besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×