kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi Rp 7,6 triliun segera terbit


Rabu, 25 November 2015 / 22:20 WIB
Obligasi Rp 7,6 triliun segera terbit


Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Menjelang akhir tahun, korporasi kian getol menerbitkan obligasi.

Lebih dari Rp 7,6 triliun obligasi korporasi siap terbit kuartal IV tahun ini.

"Kami menerima mandat pemeringkatan obligasi korporasi per November dan beluum listing senilai Rp 7,6 triliun," ujar Direktur Pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Vonny Widjaja, Jakarta.

Vonny mengatakan penerbitan obligasi tersebut menggunakan laporan keuangan Juni 2015.

Dari total tersebut, mayoritas diterbitkan oleh perusahaan sektor pembiayaan sekitar Rp 2,5 triliun, perbankan sekitar Rp 1,6 triliun, properti Rp 1,3 triliun dan telekomuniksi sekitar Rp 900 miliar.

Kemudian, sektor perkebunan Rp 700 miliar dan lainnya Rp 600 miliar.

Perusahaan yang bakal menerbitkan obligasi antara lain PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar Rp 3 triliun.

Dana hasil penerbitan obligasi nantinya akan digunakan untuk akusisi lahan dan tambahan modal kerja.

Untuk penerbitan obligasi ini, Pefindo menyematkan peringkat A+.

PT Bank Pembangunan Jawa Tengah atau Bank Jateng berencana menerbitkan obligasi subordinasi senilai Rp 500 miliar.

Surat utang ini diganjar peringkat A- oleh Pefindo.

Kemudian, PT Bima Multi Finance juga akan menerbitkkan obligasi berkelanjutan I/2015 sejumlah Rp 300 miliar.

Sedangkan dua perusahaan sektor telekomuniaksi menawarkan sukuk.

Mereka adalah PT XL Axiata yang menjajakan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap I sebesar Rp 1,5 triliun.

Total penerbitan sukuk ini mencapai Rp 5 triliun.

Sukuk ini diterbitkan dalam empat seri.

Diantaranya, seri A senilai Rp 494 miliar dengan cicilan imbalan iijarah Rp 43,22 miliar.

Seri B diterbitkan senilai Rp 258 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp 26,44 miliar.

Adapun seri C diterbitkan senilai Rp 323 miliar dengan cicilan imbalan ijarah Rp 33,91 miliar.

Serta seri C senilai Rp 425 miliar dengan cicilan imbalan ijarah RP 46,75 miliar per tahun.

Lainnya, PT Indosat menerbitkan sukuk ijarah berkelanjutan I tahap III senilai Rp 106 miliar.

Sukuk tersebut dibagi dalam dua seri, yakni seri A senilai Rp 65 miliar dan seri B senilai Rp 41 miliar.

Pada waktu yang bersamaan, perusahaan juga menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap III senilai Rp 794 miliar.

Surat utang tersebut diterbitkan dalam empat seri. Yakni, seri A senilai Rp 201 miliar dengan kupon 10% per tahun.

Lalu, seri B diterbitkan senilai Rp 301 miliar dengan kupon 10,25% per tahun. Seri C senilai Rp 130 miliar dengan kupon 10,6% per tahun.

Serta seri D senilai Rp 162 miliar dengan kupon 11,2% per tahun.

Vice President Investment Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan membanjirnya penerbitan obligasi di kuartal IV dipicu oleh banyaknya emiten yang menunda penerbitan di kuartal II dan kuartal III sebelumnya.

Pasalnya, saat itu terjadi perlambatan ekonomi dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

"Emiten menerbitkan obligasi seiring ekspektasi perbaikan ekonomi di akhir tahun," ujar Hans.

Membaiknya kondisi ekonomi juga mendorong perusahaan untuk melakukan ekspansi di tahun ini dan tahun depan.

"Sehingga, perusahaan membutuhkan pendanaan setelah tertunda di awal tahun ini," ujar dia.

Dia memperkirakan kupon obligasi korporasi yang ditawarkan saat ini relatif stabil.

Namun, diprediksi akan mengalami fluktuasi pada pertengahan Desember nanti.

Sedangkan ekonom Lana Soelistianingsih mengatakan emiten melakukan penerbitan dengan memanfaatkan kondisi sebelum kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Fed rate.

Dia memprediksi kupon obligasi korporasi berpeluang naik 25 basis poin dibandingkan kuartal I akibat respon terhadap kenaikan Fed rate.

"Sehingga emiten memanfaatkan kondisi saat ini mumpung suku bunga the Fed belum naik tinggi," ujar Lana.

Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) mencatat total obligasi korporasi jatuh tempo di sisa tahun ini mencapai Rp 9,32 triliun.

Direktur Utama IBPA Ignatius Girindroheru mengatakan total obligasi jatuh tempo tersebut akan mendorong banyaknya penerbitan obligasi korporasi.

Sebab, emiten diperkirakan akan melakukan refinancing atas obligasi jatuh tempo tersebut.

Selain itu, kecenderungan turunnya yield obligasi pemerintah juga akan mendorong ramainya penerbitan obligasi korporasi.

Sekadar informasi, yield obligasi pemerintah menjadi acuan peenetapan kupon obligasi korporasi.

"Dengan turunnya yield obligasi pemerintah, maka risiko penerbitan obligasi korporasi juga akan turun," tutur Ignatius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×