kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Obligasi korporasi makin ramai jelang akhir tahun


Kamis, 07 Desember 2017 / 22:04 WIB
Obligasi korporasi makin ramai jelang akhir tahun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan Obligasi korporasi makin marak di kuartal III dan IV 2017. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), per 6 Desember 2017 jumlah penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 143 triliun. Sebagai perbandingan sepanjang 2016 lalu penerbitan obligasi korporasi hanya mencapai Rp 114 triliun.

I Made Adi Saputra Analis Fixed Income MNC Sekuritas mengatakan kenaikan jumlah penerbitan obligasi korporasi yang signifikan ini terdorong dari perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang banyak menerbitkan obligasi untukpembiayaan perusahaan.

"Pasokan obligasi korporasi cukup besar dibantu dengan porsi 71,76% oleh BUMN yang mau tidak mau harus turun langsung mencari sumber dana selain dari pemerintah," kata Made, Kamis (7/12).

Made mengatakan obligasi korporasi semakin marak terbit pada kuartal III dan IV di tahun ini setelah Indonesia mendpaat peringkat investment grade dari Standard & Poor's (S&P). Sejak mendapat peringkat investment grade tingkat imbal hasil atau kupon obligasi korporasi jadi lebih rendah. "Momentum turunnya kupon, dimanfaatkan emiten untuk menerbitkan obligasi," kata Made.

Made mencontohkan rata-rata kupon yang emiten tawarkan pada kuartal I dan II 2017 berkisar di 7%-7,65%. Sedangkan, rata-rata kupon yang emiten tawarkan di kuartal III dan IV turun menjadi 6,15%-7,1%. Kupon ini berlaku pada obligasi bertenor satu taun dengan rating AAA.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatkan dengan terciptanya rekor penerbitan obligasi korporasi yang baru menandakan perusahaan semakin minat untuk mendapatakan pendanaan dari instrumen surat utang. Faktor yang mendorong adalah kondisi ekonomi domestik membaik, kebijakan-kebijakan yang akomodatif dari regulator, serta banyaknya utang yang jatuh tempo, sehingga banyak yang melakukan refinancing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×