kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasabah makin banyak, supermarket reksadana online makin berkembang


Minggu, 05 Agustus 2018 / 17:20 WIB
Nasabah makin banyak, supermarket reksadana online makin berkembang
ILUSTRASI. Ilustrasi Reksadana


Reporter: Grace Olivia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran platform transaksi reksadana online mungkin sudah tak asing lagi bagi para investor. Jumlahnya juga telah kian bertambah, seiring dengan fitur dan layanan yang beragam pula. Investor pun bakal semakin leluasa memilih "supermarket reksadana" mana yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.

IndoPremier Online Technology atau IPOT, misalnya, merupakan salah satu yang mengawali kehadiran supermarket online di dalam negeri. Hingga saat ini, IPOT sudah menggandeng 35 Manajer Investasi (MI) dan menawarkan 207 produk reksadana.

"Jumlah investor kami juga bertumbuh dan sekarang mencapai sekitar 130 ribu dari sebelumnya 106 ribu di akhir tahun lalu. Targetnya akhir tahun jumlah investor bertambah jadi 250 ribu," ujar Herry Oarto, Chief Marketing Officer Indo Premier Sekuritas, kepada KONTAN, belum lama ini.

Herry mengungkap, pembukaan akun IPO saat ini masih didominasi oleh inisiasi investasi saham. Namun, rata-rata gross transaction value (GTV) untuk reksadana di IPOTFUND cukup besar, yakni Rp 25 miliar - Rp 30 miliar per hari. GTV adalah jumlah transaksi subscription maupun redeem reksadana setiap harinya.

Pertumbuhan nasabah juga terjadi signifikan di supermarket reksadana Bareksa. Platform jual beli reksadana yang ada sejak 2013 ini mencatat jumlah nasabah per akhir Juni lalu sebanyak 165.000. Padahal akhir tahun lalu, jumlah nasabah Bareksa baru sekitar 64.000.

Ni Putu Kurniasari, Head of Research Bareksa menyebut, jumlah nasabah sekarang bahkan telah melampaui target untuk setahun penuh yakni 150.000 investor. "Karena itu kami revisi target menjadi 300.000 investor sampai akhir tahun nanti," kata dia.

Ni Putu mengakui, kerjasama Bareksa dengan e-commerce antara lain BukaLapak dan Tokopedia di tahun ini memberi kontribusi yang besar pada jumlah investor saat ini. Seiring dengan pertumbuhan jumlah investor, Bareksa mulai menata fokus untuk meningkatkan rata-rata dana ditahan (outstanding holding) per nasabah. .

"Misalnya, lewat penjualan saving bond ritel (SBR) yang minimum pembelian Rp 1 juta sehingga rata-rata outstanding holding bisa meningkat untuk setiap nasabah," ujar Ni Putu.

Sementara, IPOT juga tengah berupaya mengoptimalisasi fitur IPOTPAY yang baru berjalan setahun. Herry menjelaskan, fitur ini memungkinkan nasabah untuk menyimpan dana yang nantinya dapat diinvestasikan ke reksadana pasar uang sekaligus digunakan untuk melakukan pembayaran seperti kartu kredit, BPJS, listrik, maupun e-commerce, serta pembelian yang meliputi voucher pulsa dan top-up e-wallet, hingga transfer tanpa limit dan tarik tunai di ATM bank mana pun.

"IPOTPAY versi syariah akan menyusul untuk luncur di tahun ini sehingga nanti investasi nasabah bisa dilakukan hanya pada reksadana pasar uang syariah," ungkap Herry.

Turut meramaikan jaga supermarket reksadana, ada juga Tanamduit yang dikembangkan oleh PT Star Mercato Capitale. Tanamduit merupakan agen penjual reksadana online yang memperoleh izin dari OJK pada September 2017.

Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit, Muhammad Hanif mengatakan hingga saat ini Tanamduit menjual sekitar 25—30 produk reksadana yang diklasifikasi ke dalam tiga kategori, yaitu kategori risiko rendah, risiko menengah, dan risiko tinggi.

Lebih lanjut, jumlah pengguna aktif yang telah membeli reksadana melalui tanamduit disebut Hanif telah berada di kisaran 2.200—2.500 pengguna. Walau tidak menyebut secara rinci, Hanif optimistis, di akhir tahun nanti tidak menutup kemungkinan jumlah pengguna aktif tanamduit mencapai puluhan ribu. Hal tersebut seiring banyaknya masyarakat yang memiliki akses terhadap internet, baik di kota besar maupun kota kecil di Indonesia.

Meski merupakan pemain baru sebagai supermarket reksadana, Tanamduit telah menjadi rekan penjual SBR seri SBR003 yang dirilis bulan Mei lalu. Hanif pun mengkonfirmasi pihaknya kembali berpartisipasi menjadi agen penjual SBR yang akan dirilis Agustus nanti.

“Untuk saat ini, kami baru bisa menjual obligasi di pasar primer. Sebab, izin kami bukan sebagai perusahaan sekuritas,” tukasnya.

Hanif menuturkan, Tanamduit menyediakan informasi mengenai kinerja produk, karakteristik produk, hingga dokumen terkait prospektus dan fund fact sheet produk reksadana yang bersangkutan. “Informasi ini diberikan supaya investor bisa benar-benar paham produk yang dibelinya,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×