kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mulai besok, SIIP resmi delisting dari bursa


Senin, 27 Februari 2012 / 15:48 WIB
Mulai besok, SIIP resmi delisting dari bursa
ILUSTRASI. PTPP garap pembangunan Mandalika Urban and Tourism Infrastructure.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penyelesaian utang yang berlarut-larut menyebabkan PT Suryainti Permata Tbk (SIIP) terpaksa keluar dari lantai Bursa Efek Indonesia (BI) alias delisting. Delisting ini akan berlaku efektif mulai Selasa (28/2).

Direktur Utama SIIP Henry Jocosity Gunawan menuturkan, perusahaan sebenarnya mampu membayar pokok utang sebesar US$ 70,7 juta dan bunganya. Namun, menurutnya, kreditur lebih tertarik untuk mengambil alih agunan berupa tanah HGB seluas 2.851.652 meter persegi atas nama PT Suryainti Permata Tbk.

"Sisa utang kami US$ 70 juta, sementara total aset menurut appraisal terakhir nilainya Rp 4 triliun. Yang jelas aset kami masih cukup. Kami akan protes, kami tidak bisa berdagang karena masalah ini," kata Henry ketika dihubungi KONTAN, Senin(27/2).

Henry mengatakan, perusahaan terpaksa delisting setelah Bursa Efek Indonesia(BEI) membekukan perdagangan saham perusahaan (suspensi) selama dua tahun. Pembekuan perdagangan ini disebabkan perusahaan gagal membayar bunga obligasi sebesar US$ 5,03 juta per semester kepada Oversign BV yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda.

Direktur SIIP Raja Sirait menuturkan, pembekuan perdagangan saham itu menyebabkan bisnis perusahaan tersendat. Suspensi saham SIIP di bursa berdampak signifikan terhadap kepercayaan perbankan kepada Perseroan. Perbankan tidak memberikan KPR kepada konsumen Perseroan, karena alasan Perseroan sedang disuspen.

"Dengan kondisi ini maka pendapatan Perseroan turun, dan efeknya terus berlanjut sampai akhir 2011, di mana pendapatan turun," kata Raja dalam keterbukaan informasinya kepada BEI akhir Januari lalu.

Dalam laporan keuangan per September 2011, perusahaan mencatatkan penurunan penjualan sebesar 42,18% dari Rp 1,98 miliar per September 2010 menjadi Rp 1,14 miliar pada September 2011. Laba kotor pada periode tersebut jeblok 58,72% menjadi Rp 446,36 juta, dari Rp 1,08 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Denda dan beban administrasi pajak juga ikut membebani neraca keuangan perusahaan sehingga rugi tahun berjalan membengkak menjadi Rp 42,6 miliar per September 2011. Ini berarti kerugian perusahaan naik 1.093,74% dari Rp 3,66 miliar pada September 2010.

Henry menargetkan, perusahaan bisa menyelesaikan permasalahan utang itu dalam waktu kurang dari 6 bulan ke depan, supaya bisa kembali mencatatkan saham mereka dalam perdagangan di BEI alias relisting. Perusahaan masih akan terus berupaya merestrukturisasi utang dengan melanjutkan negosiasi dengan Oversign BV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×