kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.001,74   8,14   0.82%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Minyak akan bertahan di atas US$ 40 per barel


Rabu, 17 Agustus 2016 / 16:25 WIB
Minyak akan bertahan di atas US$ 40 per barel


Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Harga minyak masih bertahan dalam tren positif meski mengalami koreksi harian. Pelaku pasar menanti pertemuan OPEC pekan depan setelah berkembang isu pembatasan produksi.

Mengutip Bloomberg, Rabu (17/8) pukul 13.51 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman September 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 0,58% ke level US$ 46,31 per barel dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir harga minyak melambung 11%.

Analis PT Indonesia Cerdas Berjangka, Suluh Adil Wicaksono mengatakan, ajakan Arab Saudi untuk mendiskusikan pembekuan produksi antara produsen OPEC menjaga harga minyak di atas US$ 45 per barel. Apalagi negara Rusia juga akan bergabung dalam pembekuan produksi. Harga pun telah menguat dalam empat hari beruntun sebelum tergerus di hari Rabu (17/8). "Pertemuan OPEC pekan depan akan menjadi krusial bagi prospek harga minyak selanjutnya," paparnya.

Fluktuasi harga minyak tentu akan terus terjadi. Setelah mengalami rally cukup panjang sejak awal Agustus, potensi koreksi harga minyak semakin besar. Data kenaikan cadangan minyak AS bisa menjadi salah satu alasan pelaku pasar untuk melakukan aksi profit taking. "Kenaikan signifikan dalam periode pendek biasanya diikuti oleh koreksi tajam. Hal itu wajar karena kenaikan harga minyak masih disebabkan oleh rumor," lanjut Suluh.

Akan tetapi, kenaikan harga minyak dapat bertahan jika rumor direalisasikan dengan kebijakan. Suluh yakin, hingga pertemuan OPEC bulan depan, harga minyak akan terjaga di atas US$ 40 per barel. Setelah itu, jika kebijakaan pembekuan produksi terbukti, maka laju minyak akan semakin positif, demikian juga sebaliknya.

Spekulasi adanya pembekuan produksi akan terus berkembang, kemungkinan juga disertai adanya perdebatan di antara anggota OPEC. Pasalnya, belum tentu semua produsen menyetujui pembatasan produksi lantaran masih ingin mempertahankan pangsa pasar.

Sementara jika dilihat dari sisi permintaan, belum banyak isu yang berkembang. Pengaruh sisi permintaan pun tidak begitu signifikan terhadap laju minyak. Maklum, masalah oversupply masih menjadi sentimen utama penggerak harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×