Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Selamat datang era digital. Bukan hanya sembilan bahan pokok (sembako), kini masyarakat mulai membutuhkan teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Prospek bisnis analisa big data di Indonesia pun semakin cerah. Semakin canggihnya perkembangan zaman, mau tak mau, data manual dan arsip digital harus terhubung dan terintegrasi.
Hal ini memberikan potensi besar bagi emiten yang bergerak di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), termasuk PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).
Baru-baru ini, MTDL menggandeng mitra bisnis dengan mengeluarkan perangkat lunak. Emiten ini berencana terus merilis produk baru hingga akhir tahun nanti.
PT Synnex Metrodata Indonesia, salah satu anak usaha MTDL yang fokus di bidang distribusi TIK, pada Selasa (22/8) lalu, mengumumkan kemitraannya dengan PT Delapan Sebelas Indonesia atau dikenal Insight Eight Eleven (i-811).
Ini adalah perusahaan lokal yang fokus membangun dan mengembangkan enterprise software Big Data Processing and Analytics Solution. Insight Eight Eleven mengembangkan solusi bernama Paques (baca: Pakis).
Sebagai distributor tunggal, Synnex Metrodata akan memasarkan solusi Paques Super Query dan Paques bagi mitra bisnisnya.
Direktur Komersial Synnex Metrodata Indonesia Lie Heng menyatakan, peluang pasar big data Indonesia cukup besar dan memutuskan menggandeng pengembang yang memiliki solusi data cukup menarik.
"Peminatnya banyak sekali, yang berasal dari berbagai macam industri. Solusi ini juga dipakai untuk salah satu provider telekomunikasi terbesar di Indonesia," ungkap dia saat dihubungi KONTAN, Jumat (25/8).
Potensi big data
Secara umum, potensi pasar big data analytics di Indonesia cukup besar, yakni US$ 48 juta. Dalam skala global, nilai potensi bisnisnya bisa menyentuh US$ 57 miliar. Di masa mendatang, Synnex Metrodata berencana merilis enam hingga delapan produk baru hingga akhir tahun.
Yang teranyar, Metrodata mengembangkan dan meluncurkan sebuah platform e-commerce.
Randy Kartadinata, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan MTDL, mengatakan, MTDL saat ini memiliki lini platform e-commerce yang terbagi menjadi dua.
Pertama, platform e-commerce yang berbasis business to business (B2B), yang ditujukan untuk pelanggan dan mitra MTDL. Produk tersebut belum direncanakan masuk konsumen end user.
"Produk ini sudah meluncur, namun kami masih mengejar dari sisi target jumlah pelanggannya," ungkap Lie Heng. Hingga saat ini, platfrom e-commerce B2B tersebut telah memiliki 300 pengguna dan direncanakan dapat meningkat hingga 750 user hingga akhir tahun nanti.
Kedua, MTDL juga masuk ke bisnis e-commerce ritel. Perusahaan ini memiliki lini e-commerce untuk penjualan barang-barang elektronik
.Randy mengatakan, MTDL juga berniat masuk ke bisnis game. "Ke depannya Metrodata akan lebih spesifik dalam e-commerce dan kami mau masuk ke produk gaming dan komunitas game di Indonesia," beber dia.
Rencananya, lini game ini akan diluncurkan akhir tahun ini. MTDL akan menggandeng pemain lokal dan pengembang untuk memperbesar potensi gaming Indonesia.
Lei Heng melihat potensi pasar digital Indonesia cukup besar dan menarik. Pertukaran data yang terjadi dalam skala besar memerlukan sistem yang dapat menyokong jalur tersebut.
Apalagi ditambah potensi internet-of-things (IOT), maka digitalisasi dan kemudahan akses menjadi sangat penting. Melalui teknologi ini, benda-benda di sekitar kita mampu berkomunikasi satu sama lain melalui sebuah jaringan, seperti internet atau seluler.
Penetrasi pertumbuhan big data Indonesia cukup potensial, yakni sebesar 39,5%. Ini menjadi kesempatan besar bagi MTDL untuk berkontribusi di pasar tersebut.Pada tahun ini, MTDL mengalokasikan belanja modal (capex) senilai Rp 300 miliar. Dari jumlah itu, Rp 200 miliar untuk pengadaan peralatan TI.
MTDL juga mengalokasikan Rp 70 miliar untuk pembangunan gudang.
Sebanyak 70% capex berasal dari pinjaman bank, sisanya 30% dari kas perusahaan.
Dari sisi kinerja keuangan, pada tahun ini MTDL membidik pertumbuhan pendapatan sebesar 6% dan kenaikan laba bersih berkisar 9%-10%.
Tahun lalu, MTDL membukukan pendapatan Rp 10,05 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 220,66 miliar. Randy mengatakan, pada tahun ini MTDL menargetkan pendapatan sebesar Rp 11 triliun dari seluruh produk Metrodata.
Sementara target laba bersih MTDL tahun ini mencapai Rp 240 miliar. nPotensi bisnis big data analytics di Indonesia cukup besar, yakni US$ 48 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News