kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mencermati formasi baru indeks LQ-45


Rabu, 26 Juli 2017 / 11:34 WIB
Mencermati formasi baru indeks LQ-45


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Formasi Indeks LQ-45 kembali dirombak. Tiga saham besar terpental dari jajaran indeks saham terlikuid ini. Ketiganya adalah PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) dan PT Elnusa Tbk (ELSA).

Posisi tiga saham itu digantikan oleh PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Pembangunan Jawa Barat Tbk (BJBR) dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Formasi baru ini akan berlaku mulai Agustus 2017 hingga Februari 2018 mendatang.

Riska Afriani, Analis OSO Sekuritas, menyatakan, volume transaksi ketiga saham yang baru masuk LQ-45 itu memang meningkat pada tahun ini. Tapi dari ketiga saham itu, saham BRPT dinilai yang paling menarik dicermati. Sebab, kinerja keuangan perusahaan ini terlihat paling positif.

Apalagi, BRPT baru saja memecah nominal saham, sehingga harganya relatif terjangkau. Ini menjadi sentimen positif sehingga investor melakukan akumulasi beli," ujar Riska kepada KONTAN, Selasa (25/7).

Taye Shim, Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas, menilai, prospek saham-saham yang masuk LQ-45 berpotensi terangkat. Ia juga menjagokan BRPT.

Menurut Taye, industri petrokimia terus tumbuh. Jadi, harga BRPT berpotensi makin naik selepas masuk dalam indeks LQ-45.

Volume transaksi saham dua pendatang baru LQ-45 yang lain, yakni BJBR dan BMTR, juga meningkat. Tapi, saham keduanya justru berada dalam tren melemah. Lagi pula, kinerja keuangan kedua emiten tersebut relatif stagnan dan belum spesial.

Di sisi lain, Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, melihat, hengkangnya ASRI, CPIN, dan ELSA dari indeks LQ-45 disebabkan kinerja sahamnya yang terus memburuk. Laju saham ASRI misalnya, tertahan akibat perlambatan industri properti.

Nasib sama dialami CPIN dan ELSA, yang sahamnya makin jarang ditransaksikan. Saham ELSA bahkan turun 34,76% sepanjang tahun ini.

Para analis menilai, saham-LQ-45 bisa menjadi referensi investasi, kendati tetap harus menakar valuasinya. Riska dan Reza merekomendasikan buy saham BRPT dengan target harga Rp 2.000 per saham, dan Rp 2.130 per saham sebagai target harga dari Riska.

Riska juga merekomendasikan buy BJBR dengan target harga Rp 2.380. Tapi ia merekomendasikan hold BMTR dengan target Rp 550. Reza menyarankan buy on weakness saham BJBR dan BMTR dengan target masing-masing Rp 1.985 dan Rp 700 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×