kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,16   -5,20   -0.56%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menanti transaksi jumbo Adaro


Rabu, 11 Juli 2018 / 10:09 WIB
Menanti transaksi jumbo Adaro


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses akuisisi PT Adaro Energy Tbk (ADRO) atas 80% saham tambang Kestrel milik Rio Tinto masih terus berjalan. Hal ini merupakan salah satu agenda dengan transaksi jumbo ADRO tahun ini.

Manajemen ADRO berharap, penyelesaian transaksi bisa dilakukan sebelum tahun ini berakhir. "Semester kedua ini, secepatnya," ujar Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira, Selasa (10/7).

Akhir Maret lalu, ADRO bersama EMR Capital meneken perjanjian pengikatan untuk akuisisi 80% saham tambang batubara kokas tersebut. Perkiraan nilai akuisisi tambang yang terletak di Cekungan Bowen, Queensland, itu mencapai US$ 2,25 miliar.

Keberhasilan transaksi tergantung dari terpenuhinya sejumlah syarat pendahuluan. Salah satunya, persetujuan dari Australia Foreign Investment Review Board dan Pemerintah Queensland. Nah, ADRO dikabarkan sudah memperoleh izin terkait persyaratan tersebut.

Diversifikasi produk

Ketersediaan dana juga termasuk dalam syarat pendahuluan. Soal ini, ADRO memastikan sudah memiliki kesediaan dari kombinasi ekuitas dan pinjaman. Sebab, kesiapan pendanaan justru merupakan syarat yang ditetapkan Rio Tinto sejak awal.

Sayang, manajemen ADRO belum bersedia memerinci porsi pendanaan antara ADRO dan EMR. Yang terang, ADRO dan private equity asal Australia tersebut memiliki porsi masing-masing 48% dan 52% dari total saham yang diakuisisi. "Karena masih proses, jadi belum bisa cerita banyak," imbuh Febriati.

Analis Yuanta Sekuritas Lucky Ariesandi menilai, keberhasilan akuisisi Kestrel akan menentukan prospek bisnis ADRO di masa depan. Jika akuisisi berhasil, maka ADRO akan menjadi salah satu supplier batubara, bukan hanya yang terbesar, tapi juga terdiversifikasi.

Sepanjang 2017, Kestrel memproduksi 4,25 juta batubara kokas. Kestrel juga masih memiliki cadangan batubara 117 juta ton. "Sehingga, sangat memungkinkan jika produksinya digenjot," ujar Lucky dalam riset 6 Juli.

Menilik pada besarnya kapasitas produksi tersebut, kapasitas produksi segmen batubara metalurgi ADRO otomatis terkerek. Kapasitas produksinya diperkirakan bakal naik tiga kali lipat menjadi 3 juta ton per tahun.

Namun, ada sedikit catatan. ADRO merevisi target EBITDA tahun ini menjadi US$ 1,1 miliar-US$ 1,3 miliar dari sebelumnya US$ 1,3 miliar-US$ 1,5 miliar. Revisi dilakukan setelah pemerintah mewajibkan emiten memasok batubara domestik.

Meski demikian, Lucky menilai revisi target kinerja tersebut masih berada dalam batas toleransi. "Sehingga, kami masih mempertahankan rekomendasi buy," imbuh Lucky.

Target harga darinya Rp 2.530 per saham untuk 12 bulan ke depan. Kemarin, saham ADRO menguat 1,63% ke level Rp 1.865 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×