kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lunasi utang jatuh tempo US$ 200 juta di kuartal I-2019, XL Axiata akan refinancing


Senin, 10 Desember 2018 / 21:34 WIB
Lunasi utang jatuh tempo US$ 200 juta di kuartal I-2019, XL Axiata akan refinancing
ILUSTRASI. XL Axiata (EXCL) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Ijarah


Reporter: Auriga Agustina | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana membayar utang senilai US$ 200 juta hingga kuartal pertama tahun depan. Untuk membiayainya, perusahaan berencana mencari pinjaman.

Group Head Corporate Communication EXCL Tri Wahyu Ningsih mengatakan, EXCL akan melakukan refinancing loan untuk membayar utang tersebut. Rencananya pinjaman untuk refinancing ini akan dilakukan dalam bentuk rupiah.

Dengan melakukan refinancing tersebut, nantinya ratio utang EXCL tidak berkurang. Namun sayang, dia belum dapat menyebutkan berapa jumlah refinancing yang akan dilakukan.

Mengintip laporan keuangan EXCL pada sembilan bulan pertama tahun ini, rasio utangnya sebesar 1,78 kali. Hitungan tersebut berdasarkan total liabilitas dikurang total ekuitas. Sementara Debt Equity Ratio (DER) EXCL sebesar 178,84%.

Meski memiliki utang dalam bentuk kurs dollar, Ayu mengklaim EXCL tidak terkena dampak rugi kurs sebab emiten berkode saham EXCL ini telah melakukan hedging.
“Per akhir kuartal III, nantinya 30% utang dalam US dollar tapi di akhir kuartal I-2019 akan menjadi rupiah 100% dan tidak akan ada lagi utang dalam bentuk dollar,” katanya, Selasa (10/12).

Kepala Riset Koneksi Kapital Indonesia mengatakan, salah satu faktor perusahaan melakukan refinancing adalah karena belum tercukupinya dana untuk melunasi utang.

Alfred menilai, sejatinya tidak ada pilihan lain untuk EXCL dalam membayar utang yang akan jatuh tempo pada waktu dekat kecuali dengan melakukan refinancing. Alasannya karena dari sisi kinerja perusahaan ini masih mengalami kerugian.

“EXCL tidak punya pilihan lain kecuali refinancing kinerja masih rugi bersih, sehingga dari sisi operasional tidak mencukupi untuk membayar utang yang segera jatuh tempo, makanya mereka menerbitan utang baru,” jelasnya.

Memang jika melihat laporan keuangan priode 9 bulan pertama, emiten penyedia layanan telekomunikasi ini masih membukukan rugi sebesar Rp 144,81 miliar.

Alfred menyarankan agar Investor wait and see terlebih dahulu saham ini karena pesaingnya masih membukukan laba, selain itu walaupun valuasi EXCL dibawah 10 kali namun Alfred menganggap valuasi EXCL tidak dapat dijadikan acuan oleh Investor untuk mengoleksi saham emiten berkode sandi EXCL, lantaran kinerjanya yang masih merugi, “secara book value memang murah, tapi karena merugi pertimbangan book value masih belum cukup kuat untuk bisa menjadi alasan sahamnya murah sehingga layak untuk dibeli," ujarnya.

Disamping itu Analis Ciptadana sekuritas Gani melihat, langkah yang dilakukan EXCL dengan melakukan refinancing dari US dollar ke IDR akan menjadi positif kedepannya, sebab dia menduga cara tersebut dilakukan dilakukan EXCL untuk menghindari fluktuasi dari segi kurs.

“Setiap tahun perusahaan teleko akan nambah terus hutangnya karena terus melakukan ekspansi, jadi ya bagus kalau melakukan refinancing dalam bentuk rupiah,” ujarnya.

Namun dia tidak menyarankan investor untuk mengoleksi saham ini, sebaiknya investor wait and see saham ini hingga tarifnya lebih baik dari kompetitornya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×