kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lippo Karawaci (LPKR) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,98 triliun di 2019


Sabtu, 30 Mei 2020 / 16:26 WIB
Lippo Karawaci (LPKR) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,98 triliun di 2019
ILUSTRASI. Proyek pembangunan properti terpadu Holland Village Jakarta berlangsung di Jalan Letjen Suprapto Kav.60 No.1, Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Kamis (30/1/2019). Dalam kesempatan itu Manajemen PT Lippo Karawaci Tbk melaksanakan seremoni topping off dua


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sepanjang tahun 2019, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 1,98 triliun. Kinerja ini berbanding terbalik dengan capaian sepanjang tahun  2018, LPKR masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 720 miliar.

Merujuk laporan keuangan Lippo Karawaci (LPKR), Jumat (29/5) emiten properti ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp 12,25 triliun di 2019. Pendapatan LPKR ini naik 16% dibandingkan 2018 yang sebesar Rp 10,62 triliun. 

Lebih rinci, sumber pendapatan Lippo Karawaci atau LPKR  bersumber dari pertumbuhan recurring dari segmen healthcare, yakni dari PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO). 

Siloam Hospitals (SILO) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar Rp 7, 02 triliun atau 17,7% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 5,96 triliun. “Pencapaian ini berkontribusi terhadap 75,1% dari total pendapatan recurring LPKR sepanjang  2019,” ujar manajemen LPKR dalam keterangan resmi, Jumat (29/5).  Kontribusi pendapatan recurring SILO tahun 2019 ini naik jika dibandinkan berkontribusi terhadap pendapatan LPKR sebesar 71,3%  di tahun 2018.

Kenaikan pendapatanSILO bersumber dari pembukaan rumah sakit baru pada kuartal IV/2019. Total SILO mengelola 37 rumah sakit per akhir Desember 2019.

Manajemen Lippo Karawaci (LPKR) menyebut bisnis rumah sakit mampu mengimbangi penurunan pada bisnis properti dari tahun ke tahun. 

Pendapatan pengembangan real estat Lippo Karawaci (LPKR) sepanjang tahun 2019 turun 3,8%  menjadi Rp2,98 triliun. Pendapatan turun karena LPKR tidak  membukukan penjualan lahan besar. 

Sebagai pembanding,  pada tahun 2018,LPKR menjual tanah sebesar Rp 838 miliar sedangkan 2019 hanya Rp 65 miliar. Meski  begitu, LPKR mampu membukukan peningkatan marketing sales sebesar 15,5% mencapai Rp1,85 triliun dari posisi Rp1,6 triliun di tahun 2018.

Dus, dengan potret kinerja seperti itu, laba bruto LPKR menyusut menjadi Rp4,60 triliun pada 2019 dibandingkan dengan tahun 2019 yang sebesar Rp 5,25 triliun pada 2018. Ini lantaran laba bruto segmen real estate development  turun 51,8%.

Penurunan laba bruto ikut menekan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) 2019 sebesar 43,4 persen menjadi Rp1,30 triliun.

ManajemenLPKR menyebutkan penurunan terutama disebabkan oleh biaya sesekali dan biaya konstruksi yang lebih tinggi untuk memulai kembali beberapa proyek konstruksi terintegrasi di bisnis real estate development pada 2018.

Selain itu perseroan juga melakukan penyesuaian biaya nontunai sesekali di Siloam. Efeknya, ini menyebabkan margin EBITDA tahun 2019 turun menjadi 11% dari 20%  pada 2018.

Meski begitu, Siloam melaporkan pertumbuhan EBITDA sebesar 26,2%  yang bersumber dari pendapatan yang lebih tinggi dan kontrol biaya yang lebih baik di berbagai segmen bisnis. Sebagai hasil dari beberapa penyesuaian biaya sesekali, EBITDA Siloam terdampak sebesar  Rp123,3 miliar.

Manajemen menyebut, pertumbuhan EBITDA berasal dari perbaikan kinerja dari berbagai segmen.  Kerugian EBITDA di rumah sakit turun menjadi Rp 23 miliar pada kuartal keempat 2019 dari Rp 26 miliar pada kuartal ketiga 2019.

Secara keseluruhan,LPKR melaporkan rugi bersih tahun 2019 sebesar Rp1,98 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×