kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,58   6,98   0.70%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima perusahaan menunda niat go public


Rabu, 23 Mei 2018 / 08:13 WIB
Lima perusahaan menunda niat go public
ILUSTRASI. Pasar modal


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar modal domestik masih tertekan. Hal ini menyebabkan beberapa perusahaan memutuskan menunda proses initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.

Direktur Penilaian BEI Samsul Hidayat menyebutkan setidaknya ada lima perusahaan yang menjadwalkan ulang (reschedule) IPO. Mereka antara lain PT Wahana Vinyl Nusantara, PT Wika Realty, PT Harvest Time, dan PT Artajasa Pembayaran Elektronis.

Samsul tidak menyebutkan identitas satu perusahaan lain yang menunda IPO. "Kami belum tahu penundaan sampai kapan, belum ada schedule," kata Samsul, Selasa (22/5).Tapi, sebelumnya disebutkan: PT Wahana Duta Karya Rucika juga tunda rencana IPO.

Dengan tertundanya rencana IPO lima perusahaan di BEI, saat ini di pipeline BEI tinggal sekitar 24 perusahaan yang menunggu masa pra efektif. Sepanjang tahun ini, BEI optimistis jumlah perusahaan IPO akan lebih dari 35 perusahaan.

Analis Bahana Sekuritas Muhammad Wafi menilai, saat ini pasar saham bergerak volatil akibat sentimen makroekonomi dari dalam usai kenaikan suku bungan acuan BI dan dari luat negeri.

Saat ini, perusahaan tengah mengalkulasi ulang rencana IPO, apakah lebih baik memperoleh pendanaan lewat IPO atau cukup dari pinjaman bank. Menurut Wafi, emiten layak menunda IPO lantaran pasar cenderung lesu.

Otomatis, perusahaan mencari sumber pendanaan lain yang lebih atraktif. Untuk IPO, perusahaan ingin menjual sahamnya di harga yang lebih bagus. "Mungkin akan ditunda hingga ketidakpastian mereda," ungkap Wafi, kemarin.

Analis Semesta Indovest Sekuritas Aditya Perdana Putra mengemukakan, keputusan menunda IPO di saat pasar berfluktuasi tajam merupakan pilihan masuk akal. "Pemilik usaha tak ingin mengambil risiko di saat kondisi pasar seperti sekarang, tutur dia.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin tutup di 5.751,12 dan belum mampu menembus level 6.000. Selama IHSG masih di bawah 6.000, perusahaan tampaknya enggan menggelar IPO, ungkap analis Narada Kapital Indonesia Kiswoyo Adi Joe.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×