kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lelang SUN pekan depan bakal banjir penawaran


Jumat, 29 Juli 2016 / 22:45 WIB
Lelang SUN pekan depan bakal banjir penawaran


Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pemerintah bakal menjajakan lima seri Surat Utang Negara (SUN) pada lelang Selasa (2/8). Berdasarkan situs Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, berikut lima seri obligasi negara yang akan ditawarkan pemerintah.

Pertama, SPN03161104 dengan imbalan diskonto yang tenggat waktunya 4 November 2016. Kedua, SPN12170804 dengan imbalan diskonto yang akan jatuh tempo pada 4 Agustus 2017.

Ketiga, FR0053 dengan kupon 8,25% yang bakal kadaluarsa pada 15 Juli 2021. Keempat, FR0056 berkupon 8,37% tenggat waktunya 15 September 2026. Kelima, FR0073 berkupon 8,75% yang bakal jatuh tempo pada 15 Mei 2031.

Pemerintah membidik target indikatif Rp 12 triliun dan target maksimal Rp 18 triliun. Dana hasil lelang ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016. 

Lelang pada Selasa (2/8) ini akan berlangsung pada pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB. Setelmen dihelat pada 4 Agustus 2016.

Analis Fixed Income MNC Securities I Made Adi Saputra menduga, pemerintah berpeluang menghimpun kelebihan penawaran alias oversubscribe hingga Rp 20 triliun - Rp 30 triliun, lebih tinggi ketimbang target indikatif yang dipatok Rp 12 triliun.

Namun, jumlah penawaran tersebut lebih mini ketimbang lelang SUN dua pekan sebelumnya. Pada lelang SUN Selasa (19/7), pemerintah menyerap dana Rp 18 triliun dari total penawaran Rp 46,85 triliun.

Menurut Made, pasar SUN memang cenderung bullish dalam perdagangan dua hari terakhir. Hal ini akan menjadi daya tarik masuknya penawaran lelang SUN. Namun, pekan depan, pelaku pasar akan mencermati rilis data inflasi Indonesia per Juli 2016.

Adapula data Produk Domestik Bruto (PDB) dalam negeri per kuartal II 2016. "Sebagian investor belum cukup yakin dengan PDB Indonesia. Kalau tidak sesuai ekspektasi bisa timbul profit taking," tukasnya.

Per triwulan pertama 2016, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,92% (YoY), lebih rendah dibandingkan konsensus yang dibidik 5,05% (YoY).

Made memproyeksikan, SUN bertenor panjang semisal FR0056 akan laris diburu investor pekan depan. Maklum, seri acuan bertenor 11 tahun ini memang memiliki likuiditas yang cukup besar di pasar.

Dengan prospek pasar SUN yang bullish di aktu mendatang, obligasi negara bertenor panjang umumnya akan mendulang kenaikan harga lebih tinggi dibandingkan SUN bertempo pendek. "Investor asing akan masuk dalam lelang pekan depan. Dana pensiun juga akan tertarik mengejar SUN tenor panjang," ujarnya.

Maklum, SUN tenor panjang biasanya sesuai bagi karakteristik investasi dana pensiun yang bertempo lama. Jika investor ingin memenangkan lelang, Made menyarankan pelaku pasar agar meminta yield yang wajar. Seiring target penerbitan SUN yang hampir terwujud, pemerintah memiliki bargaining power yang lebih besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×