Reporter: Wahyu Satriani , Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Minat investor terhadap surat utang negara (SUN) masih tinggi. Hla itu tergambar dari hasil lelang Selasa (7/2), di mana pemerintah mengalami kelebihan permintaan atau oversubcribed lebih dari 5 kali.
Total penawaran yang masuk mencapai Rp 42,38 triliun, dibandingkan target indikatif yang hanya Rp 8 triliun. Akhirnya, karena banyaknya permintaan, pemerintah pun menaikkan jumlah penyerapan menjadi Rp 12 triliun.
Semua seri terserap, di mana SUN seri baru FR0062 (new issuance) bertenor 30 tahun paling banyak diincar investor. Jumlah permintaan yang masuk mencapai Rp 14,36 triliun dengan yield tertinggi 7% dan terendah 6,3%. Pemerintah menyerap Rp 4,5 triliun dari jumlah penawaran yang masuk dengan yield rata-rata tertimbang 6,4% dan tingkat kupon 6,3%.
Adapun dua seri baru lainnya bertenor pendek, yaitu SPN03120508 yang jatuh tempo 8 Mei 2012 dengan jumlah permintaan Rp 4,5 triliun. Penawaran yield tertinggi 3,2% dan terendah 1,5%. Untuk seri tersebut, pemerintah hanya menyerap Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 1,68%.
Seri baru lainnya, yaitu SPN12130208 bertenor 1 tahun, dengan penawaran Rp 6,07 triliun, di mana yield tertinggi dan terendah 3%. Pemerintah menyerap surat utang seri ini sejumlah Rp 1 triliun dengan yield rata-rata tertimbang 3,02%.
Luis Susanto Fixed Income Division Peak Securities menyebut, investor asing masuk karena menilai obligasi rupiah Indonesia merupakan alat investasi dengan risiko aman atau safe haven dibandingkan obligasi negara-negara Eropa. "Hal tersebut karena pada kuartal IV lalu, ekspansi Indonesia yang dilihat melalui pertumbuhan GDP cukup besar atau sekitar 6,5%," ujarnya, Selasa (7/2). Selain itu, kenaikan peringkat Indonesia menjadi investment grade juga mendorong masuknya investor asing ke obligasi Indonesia.
Di sisi lain, kata Luis, investor asing menyasar pasar perdana pada lelang SUN karena berharap mendapatkan keuntungan atau capital gain dari kenaikan harga SUN. Sebab, dengan peringkat pemerintah yang bagus serta risiko yang kecil, harga SUN berpotensi naik di pasar sekunder pasca lelang SUN.
Pengamat pasar Obligasi, Imam MS menilai, masih melonjaknya penawaran di lelang kali ini menandakan adanya prospek investor terhadap arah suku bunga di level terendah. "Investor memprediksikan BI Rate akan di posisi terendahnya minimal akan terus dipertahankan di level 6%," ungkapnya.
"Kondisi optimistis ini terlihat dari banyaknya investor yang masuk ke obligasi bertenor panjang, terutama untuk seri FR0062 (penerbitan baru) bertenor 30 tahun," ujarnya, Selasa (7/2).
Analis obligasi PT Samuel Asset Management Herbie Mohede memperkirakan, sepanjang tahun ini, prospek SUN masih menarik. Harga SUN diprediksi masih bisa naik hingga akhir tahun ini.
Menilik data Direkturat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kementrian Keuangan, kepemilikan asing di SUN pada 6 Februari 2012 naik menjadi Rp 235,3 triliun, dibandingkan akhir 2011 yang hanya Rp 222,86 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News