kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Mayora Indah (MYOR) tumbuh 9,73% di semester I 2019, begini rekomendasi analis


Senin, 22 Juli 2019 / 18:25 WIB
Laba Mayora Indah (MYOR) tumbuh 9,73% di semester I 2019, begini rekomendasi analis


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mayora Indah Tbk (MYOR, anggota indeks Kompas100) cukup mentereng di semester I 2019. Walau kondisi ekonomi lesu, emiten makanan-minuman ini masih bisa mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba di paruh pertama tahun ini.

Di periode tersebut, MYOR membukukan penjualan bersih sebesar Rp 12,05 triliun. Jumlah itu naik 11,48% secara year on year. Di semester I tahun lalu, MYOR membukukan pendapatan sebesar Rp 10,81 triliun.

Pasar domestik menjadi penyumbang utama penjualan MYOR yakni sebesar 57,5% atau sebesar Rp 6,92 triliun. Jumlah itu naik sekitar 16% secara year on year.

Sedangkan sekitar 43% sisanya disumbang pasar mancanegara dengan nilai Rp 5,13 triliun. Angka itu juga meningkat 6% dibandingkan periode sama tahun lalu yang senilai Rp 4,85 triliun.

Realisasi penjualan MYOR di semester I 2019 itu setara 45% dari target pendapatan tahun ini. Catatan Kontan menunjukkan, tahun ini MYOR membidik pendapatan sebesar Rp 26,72 triliun atau tumbuh 11% dari pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp 24,06 triliun.

Namun, beban MYOR juga tercatat masih meningkat. Pada semester I tahun ini, MYOR harus melakukan write-off atas piutang yang tak tertagih sebesar Rp 16,29 miliar.

Disamping kenaikan beberapa pos beban penjualan yang lain, angka penghapusan piutang itu cukup membebani dan membuat MYOR harus menanggung beban penjualan sebesar Rp 1,86 triliun. Angka itu naik hampir sebesar 29% dari tahun lalu yang sebesar Rp 1,44 triliun.

Meski begitu kenaikan beban itu tak terlalu memengaruhi kinerja bottom line MYOR. Kenaikan pendapatan MYOR masih mampu mengerek laba.

Tercatat, MYOR membukukan laba bersih senilai Rp 807,48 miliar sepanjang semester I tahun ini. Laba ini naik sekitar 9,73% dari semester I tahun lalu yang sebesar Rp 735,86 miliar.

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji menyebut kinerja semester satu MYOR yang meningkat ditopang oleh peningkatan permintaan. “Terutama dengan memanfaatkan momentum bulan suci Ramadan dan periode Lebaran. Maka wajar bila kinerjanya terkerek,” kata Nafan, Senin (22/7).

Nafan memrediksi, kinerja MYOR tahun ini masih bisa digenjot lebih baik. Setidaknya ada beberapa faktor yang melandasi argumen Nafan. Pertama, permintaan akan semakin meningkat seiring dengan inovasi MYOR yang masih akan meluncurkan produk-produk baru.

Kedua, kontribusi pasar ekspor masih bisa mengimbangi permintaan dari domestik. “Apalagi mereka masih akan berekspansi di kawasan Eropa Timur maupun Timur Tengah,” tandasnya.

Sedangkan faktor terakhir adalah segmentasi tempat MYOR bermain. Nafan mengaku, sepengamatannya harga-harga produk MYOR relatif lebih terjangkau dibandingkan produsen makanan-minuman yang sama. “Harga produk-produk MYOR tidak terlalu mahal dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

Head of Research Narada Asset Management Kiswoyo Adi mengatakan kenaikan kinerja MYOR itu cukup stabil dan wajar. Ia juga menilai ekspor yang dilakukan MYOR merupakan strategi jitu nan prospektif. “Apalagi kalau dollar AS menguat terhadap kurs rupiah,” ujarnya.

Kinerja positif MYOR ini direspons positif para pelaku pasar. Senin (22/7), harga saham MYOR naik 4,95% ke level Rp 2.330 per saham. Volume transaksi saham MYOR mencapai 28,2 juta lot dengan nilai transaksi mencapai Rp 64,6 miliar. Saham MYOR ditransaksikan sebanyak 6.316 kali.

Nafan merekomendasikan buy saham MYOR. “Akumulasi beli dengan estimasi target harga jangka pendek hingga jangka menengah di level Rp 2.490 per saham,” ujarnya.

Kiswoyo menambahkan bukan tidak mungkin harga saham MYOR bisa menyentuh level Rp 2.500 per saham hingga akhir tahun ini. “Menarik untuk dikoleksi karena sifat bisnisnya yang jangka panjang,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×