kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45936,09   7,74   0.83%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih TOWR tumbuh 184% di 2011


Kamis, 16 Februari 2012 / 08:15 WIB
Laba bersih TOWR tumbuh 184% di 2011
ILUSTRASI. Independent Power Producer (IPP)


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) mencatatkan kinerja cemerlang di 2011. Emiten jasa penunjang telekomunikasi itu mencetak pendapatan Rp 1,65 triliun.

Jumlah itu tumbuh 21,32% dari pendapatan 2010 senilai Rp 1,36 miliar. Sektor penyewaan menara menyumbang Rp 1,64 triliun setara 99,51% total pendapatan TOWR. Sisanya Rp 8,05 miliar berasal dari penyewaan pemancar.

Dari sisi pelanggan, ada enam perusahaan yang menyumbang lebih dari 5% total pendapatan. TOWR memperoleh pendapatan terbesar dari PT Hutchison CP Telecomunication senilai Rp 715,47 miliar, diikuti PT XL Axiata Tbk dengan kontribusi Rp 255,05 miliar. Perusahaan lainnya adalah PT Smartfren Telecom Tbk yaitu Rp 186,74 miliar, PT Bakrie Telecom Tbk senilai Rp 172,26 miliar, PT Telekomunikasi Seluler berkontribusi Rp 97,53 miliar dan PT Axis Telekom Indonesia menyumbang Rp 82,06 miliar.

TOWR mencetak laba operasi Rp 905,06 miliar, naik 25,7% daripada realisasi 2010 senilai Rp 720,02 miliar. Alhasil, TOWR mencetak laba bersih Rp 283,88 miliar, menanjak 183,8% ketimbang pencapaian 2010 senilai Rp 100,01 miliar.

Reza Priyambada, Kepala Riset Indosurya Asset Management menilai, kenaikan kinerja TOWR disebabkan ekspansi industri telekomunikasi. Hampir semua operator telekomunikasi gencar memperluas jangkauan demi menggaet lebih banyak pelanggan. "Otomatis, kinerja keuangan TOWR terangkat," kata dia, Rabu (15/2).

Kendati demikian, Reza menilai pertumbuhan kinerja tahun lalu tidak akan mendorong saham TOWR. Selama ini, pergerakan saham TOWR mendatar. Frekuensi transaksi pun jarang.

Investor yang ingin mengoleksi saham emiten menara telekomunikasi lebih memilih pesaing TOWR yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Saham TOWR kalah likuid ketimbang TBIG. "Investor jelas memilih saham TBIG karena potensi mendapatkan gain lebih besar dibandingkan TOWR," jelas Reza.

Laju saham TOWR sudah menyentuh overbought sehingga berpotensi turun. Harga TOWR kemarin naik 0,85% menjadi Rp 11.900 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×