kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja reksadana indeks cukup oke


Senin, 17 April 2017 / 11:30 WIB
Kinerja reksadana indeks cukup oke


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang kuartal I 2017 menunjukkan kinerja positif. Raihan ini berhasil mengerek performa reksadana indeks pada tiga bulan pertama tahun ini.

Lihat saja, IHSG naik 5,12%, lalu Indeks LQ45 mencatat kenaikan 4,17% dan IDX30 naik 5,05%. Tak mau ketinggalan, Indeks Jakarta Islamic Index (JII) pun menorehkan kenaikan sebesar 3,49%.

Merujuk data Infovesta Utama, kinerja reksadana indeks sejalan dengan indeks acuannya. Di urutan pertama, Reksadana Simas IDX30 mencetak return 5,26%, menyusul Premier IDX30 yang memberikan imbal hasil 5,23%. Kemudian, membuntuti Kresna IDX 30 Tracker dengan return 5,18% dan Kresna IDX30 yang mencatat return 5,11%.

Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst Infovesta Utama, berpendapat, kenaikan kinerja reksadana indeks biasanya sejalan dengan indeks acuan yang naik. Secara umum, selama reksadana indeks sama dengan indeks acuannya, tentu kinerjanya akan lebih baik dari rata-rata reksadana saham, katanya kemarin.

Dari total sekitar 200 reksadana saham, hanya 50 produk yang bisa mengalahkan indeks acuan. Wawan pun menilai, peminat reksadana indeks selalu ada, selama return reksadana ini bisa mengalahkan atau setidaknya sejalan dengan indeks acuannya.

Senior Research Analyst Pasar Dana Beben Feri Wibowo menambahkan, kinerja reksadana indeks dengan indeks acuannya saling membayangi. Sebagai contoh, Reksadana Premier IDX30 secara year to date (ytd) hingga 12 April 2017 mencatatkan return sebesar 6,75%. Sementara di periode yang sama, indeks IDX 30 tercatat 6,54%. Strategi pasif dengan berusaha tracking error mendekati 0 ini, menurut kami, sudah tercapai, jelas Beben.

Reksadana indeks mencatatkan kinerja positif, Beben menilai, lantaran aksi investor asing pada saham yang berbalik arah, dari net sell jadi net buy, pasca bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed mengerek suku bunga pada pertengahan Maret lalu.

Meski begitu, Beben mengatakan, kinerja reksadana indeks enggak terlalu ciamik-ciamik amat. Tapi, peminatnya tetap ada terutama investor institusi yang mempertimbangkan tingkat risiko relatif rendah.




TERBARU

[X]
×