kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,74   -8,61   -0.92%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kinerja keuangan turun, analis masih sarankan beli Saham XL Axiata (EXCL)


Senin, 12 November 2018 / 20:11 WIB
Kinerja keuangan turun, analis masih sarankan beli Saham XL Axiata (EXCL)
ILUSTRASI. Paket XL Prioritas Shopping Point Data


Reporter: Dimas Andi | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja keuangan PT XL Axiata Tbk (EXCL) tergolong melempem akibat masalah kerugian kurs hingga beban keuangan yang cukup tinggi. Emiten ini terancam kesulitan mencapai kinerja yang optimal di masa mendatang selama masalah tersebut tak terselesaikan.

Sebagaimana diketahui, pendapatan emiten sektor telekomunikasi ini turun tipis 0,1% (yoy) di kuartal III 2018 menjadi Rp 16,90 triliun. Masih di kuartal III 2018, EXCL mengalami rugi bersih sebesar Rp 144,81 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu emiten ini masih mencetak laba bersih sebesar Rp 238,06 miliar.

Analis Ciptadana Sekuritas Asia, Gani mengonfirmasi, penurunan kinerja EXCL tak lepas dari adanya beban kerugian kurs sekaligus beban keuangan yang cukup tinggi. Dalam 9 bulan pertama tahun ini, EXCL menderita rugi selisih kurs sebesar Rp 445,20 miliar. Di saat yang sama, beban keuangan perusahaan mencapai Rp 1,24 triliun.

“Faktor ini membuat EXCL mengalami kerugian dan pertumbuhan pendapatannya terhambat,” imbuhnya, hari ini (12/11).

Ia pun menyebut, tingginya utang menjadi penyebab kerugian kurs yang dialami oleh EXCL.

Analis Indo Premier Sekuritas, Paula Ruth menjelaskan, sebenarnya EXCL sudah melakukan efisiensi biaya, terutama biaya pemasaran, guna menekan penurunan kinerja yang lebih dalam.

Efisiensi ini berpengaruh pada marjin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA milik EXCL khusus di kuartal III yang naik menjadi 37,2%. Adapun pada kuartal II lalu, marjin EBITDA perusahaan tercatat sebesar 36,1%.

Peningkatan marjin tersebut membuat nilai EBITDA EXCL di kuartal III naik 8,8% (qoq) menjadi Rp 2,17 triliun. Namun, angka tersebut tetap belum bisa menyamai jumlah EBITDA di kuartal III tahun lalu sebesar Rp 2,28 triliun.

“Kami masih memperkirakan marjin EBITDA EXCL di periode 2018—2020 akan sedikit meningkat dari 37% menjadi 38%,” jelas dia dalam riset 5 November 2018.

Terkait dengan beban kerugian kurs, Paula menilai hal tersebut sulit diatasi oleh EXCL dalam waktu dekat. Namun, risiko tersebut sebenarnya bisa berkurang jika pergerakan nilai tukar rupiah tetap stabil dan maksimal berada di kisaran Rp 14.600 per dollar.

“Stabilitas rupiah akan membantu menurunkan risiko rugi kurs dari belanja modal dan utang berdenominasi mata uang asing yang dimiliki EXCL,” ungkapnya.

Senada, Gani menganggap, selama rupiah tidak kembali menembus level Rp 15.000, EXCL bisa terhindar dari peningkatan beban kerugian kurs.

Maka dari itu, EXCL harus melakukan tindakan antisipasi. Salah satunya dengan mengurangi porsi kurs dollar AS dalam anggaran belanja modalnya. “Sekarang 80% capex EXCL sudah dalam bentuk rupiah dan harusnya itu bisa dipertahankan di tahun depan,” terangnya.

Terlepas dari itu, Gani masih merekomendasikan beli saham EXCL dengan target Rp 2.580 per saham. Ia memprediksi pendapatan EXCL akan mencapai Rp 22,95 triliun di akhir tahun ini. Namun, perusahaan akan mengalami rugi bersih sebesar Rp 145 miliar.

Paula juga merekomendasikan beli saham EXCL dengan target Rp 3.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×