kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kelolaan reksadana saham naik 6,38% meski pasar terkoreksi


Selasa, 13 Maret 2018 / 19:21 WIB
Kelolaan reksadana saham naik 6,38% meski pasar terkoreksi
ILUSTRASI.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati pasar saham bergejolak sepanjang Februari lalu, dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana saham masih mampu mencatatkan pertumbuhan.

Mengutip Infovesta Utama, dana kelolaan reksadana saham tumbuh 6,38% secara month on month (mom) dari Rp 135,24 triliun pada Januari menjadi Rp 143,87 triliun per Februari 2018.

Managing Director, Head Sales and Marketing Henan Putihrai Asset Management, Markam Halim mengatakan, terkoreksinya pasar saham justru dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan pembelian reksadana saham atau menambah kepemilikan yang telah ada. Hal ini mengingat investor yang membeli reksadana ketika harga sedang murah di tengah koreksi pasar akan mendapatkan unit penyertaan lebih banyak.

Di samping itu, meningkatnya dana kelolaan reksadana saham juga tidak lepas dari faktor pemasaran produk. Dalam hal ini, manajer investasi mampu menjaga relasi dengan investor dan mengedukasi investor mengenai strategi investasi yang tepat. “Yang paling penting adalah menjaga performa reksadana saham tersebut di atas IHSG,” ujar Markam, Selasa (13/3).

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menambahkan, kenaikan nilai dana kelolaan reksadana saham juga ditunjang oleh membaiknya kinerja rata-rata reksadana tersebut sepanjang bulan Februari.

Asal tahu saja, ketika imbal hasil Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level -0,13%, imbal hasil rata-rata reksadana saham yang tercermin pada Infovesta Equity Fund Index mampu tumbuh 0,04% pada Februari 2018.

Wawan menilai, masih berlangsungnya gejolak di pasar saham belum akan membuat peluang pertumbuhan dana kelolaan reksadana saham menjadi tertutup. “Asalkan kondisi ekonomi nasional masih stabil, masih banyak investor yang berminat membeli reksadana saham,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×