Reporter: Danielisa Putriadita, Nisa Dwiresya Putri, Tri Sulistiowati | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Demam online menyentuh hampir semua sisi kehidupan manusia, bahkan termasuk arisan. Aktivitas yang awalnya sekadar ajang silaturahmi, kini juga merambah ke dunia maya.
Ada banyak ragam model arisan online. Arisan Mapan , misalnya, menawarkan arisan barang lewat aplikasi. Dalam arisan ini, peserta harus membentuk grup, lengkap dengan ketua dan anggotanya.
Ketua grup selanjutnya mendaftar di aplikasi. Lewat aplikasi inilah aktivitas arisan bisa dilakukan. Mulai dari memilih barang, mengocok arisan, hingga ngerumpi.
Penyelenggara Arisan Mapan menyediakan ratusan produk yang bisa dipilih. Mereka mengklaim, harga barang lebih murah karena bekerjasama langsung dengan pemasok. "Kami berbeda dengan kredit, karena barang yang dicicil tanpa bunga," kata Katarina Duhita, Public Relation Manager PT Ruma, penggagas Arisan Mapan, kepada KONTAN, pekan ini.
Model arisan lainnya adalah Arisan Kejujuran dan Sambung Rasa / Aksara Bersama. Mirip konsep multilevel marketing (MLM), tiap peserta membayar Rp 60.000 dan wajib merekrut peserta lain (downline) agar masuk arisan itu. Seorang peserta dijanjikan bagian Rp 10.000 dari tiap anggota yang direkrutnya.
Sayang, ketika dihubungi KONTAN, Simanjuntak, penggagas Aksara Bersama di Pematang Siantar, Sumatra Utara mengatakan, arisannya sudah tak aktif lagi. Padahal, KONTAN masih bisa mengakses sistem itu.
Yang terang, peserta arisan online harus cermat dan teliti menghadapi sejumlah tawaran arisan online. Apalagi yang menawarkan iming-iming imbal hasil tinggi. Kehati-hatian itu penting agar tidak terjebak arisan berantai.
Budi Raharjo, Konsultan Keuangan dari OneShildt Consulting, menyatakan, Arisan Mapan sama dengan distributor. Sistem ini tak ubahnya sebagai jembatan antara konsumen dan pembeli, dengan produsen barang.
Namun dia mengingatkan agar berhati-hati mengikuti arisan yang menggunakan skema piramida. Sebab, skema itu berpotensi gagal bayar. Bila sistem itu berhenti atau uang arisan dibawa kabur, peserta dijamin gigit jari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News