kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Kian Minati Sukuk Ijarah


Rabu, 18 Maret 2009 / 11:43 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Di saat krisis, minat investor pada sukuk ijarah lebih tinggi ketimbang sukuk musyarakah dan mudarabah. Ini tampak dari hasil penelitian Standard & Poor's dan Moody's.

Standard & Poor's menghitung, 45% sukuk yang terbit di tahun 2008 adalah sukuk ijarah. Jumlah penerbitan sukuk musyarakah dan mudarabah malah anjlok. Hitungan Moody's, penerbitan sukuk musyarakah dan mudarabah di pasar internasional masing-masing turun 83% dan 68% dari tahun 2007.

Kedua jenis sukuk ini tak laku lantaran pasar khawatir melihat kondisi properti Dubai dan manufaktur Malaysia. Padahal, kedua negara ini banyak menggantungkan pembiayaan dari sukuk musyarakah dan mudarabah.

Bagi Anda yang kurang paham, dalam sukuk musyarakah dan mudarabah, investor menanamkan dana ke dalam sebuah perusahaan. Jadi, keuntungan investor berasal dari bagi hasil keuntungan perusahaan itu. "Orang berinvestasi untuk hasil yang akan datang dan yang disepakati hanya nisbah. Sementara, dalam kondisi sekarang, investor mencari aman dan kepastian," jelas Widyaningsih, konsultan dari Karim Business Consulting.

Jadi, wajar saja jika sukuk ijarah lebih laris. Sukuk ijarah menggunakan underlying asset tetap perusahaan. Maka, keuntungan investor berasal dari bagi hasil sewa aset itu.

Di Indonesia, sejak 2008, memang lebih banyak korporasi yang menerbitkan sukuk ijarah ketimbang kedua jenis yang lain. Dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia, tahun lalu, enam korporasi menerbitkan sukuk Rp 1,53 triliun. Sebanyak 66,49% merupakan sukuk ijarah dan sisanya berupa sukuk mudarabah. Tahun ini, PLN juga akan menerbitkan sukuk ijarah senilai Rp 760 miliar.

Analis obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yunianto melihat, sukuk ijarah mirip obligasi berbunga tetap. Sementara sukuk lainnya bak obligasi berbunga mengambang.

Asal tahu saja, sukuk ritel yang baru terbit 25 Februari lalu pun termasuk sukuk ijarah. Kemarin (17/3), sukuk ritel mendaki ke harga tertingginya sebesar 100,522, dengan yield 11,79%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×