kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi sepekan: Rupiah melemah tipis


Sabtu, 24 September 2016 / 09:10 WIB
Investasi sepekan: Rupiah melemah tipis


Reporter: Tri Adi | Editor: Tri Adi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir pekan ini ditutup naik 0,16% atau 8,646 poin ke level 5.388,908. Itu karena, “Perdagangan di sepanjang akhir pekan ini, IHSG cenderung melemah, namun jelang penutupan investor melakukan aksi beli sehingga menopang indeks BEI," kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta pada Antara.  

Pekan ini indeks dibuka naik 0,64% menjadi 5.301,5. Lalu indeks terus mengalami kenaikan meskipun tidak besar hingga menjelang penutupan di akhir pekan. Berikut pergerakan IHSG sepekan ini.

Senin (19/9),  IHSG tampak segar bugar di awal pekan. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.15 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,64% menjadi 5.301,5. Kenaikan IHSG juga mendapat sokongan dari investor asing. Pagi ini, investor asing membukukan penjualan bersih (net buy) di seluruh market dan pasar reguler masing-masing sebesar Rp 23,9 miliar. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 587,063 juta saham dengan nilai transaksi Rp 378,305 miliar.

Sesi I, IHSG ditutup di zona aman pada akhir transaksi perdagangan sesi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks melompat 0,79% menjadi 5.309,62. Ada 182 saham yang menyokong kenaikan indeks. Sementara itu, ada 88 saham yang tertekan dan 82 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 2,725 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,366 triliun.

Sesi II, IHSG ditutup naik 54,07 poin atau 1,03% ke posisi 5.321,84. Indeks menguat meskipun mayoritas pemodal asing melakukan asing jual, dengan nilai penjualan bersih alias net sell Rp 100 miliar. Otot IHSG terdongkrak penguatan sembilan sektor saham. Kenaikan terbesar terjadi pada sektor aneka industri dan infrastruktur yaitu masing-masing 2,69% dan 1,97%. Hanya, sektor pertambangan yang tergerus 0,53%.

Selasa (20/9), IHSG bergerak liar pada transaksi perdagangan pagi ini. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.12 WIB, indeks tercatat turun 0,07% menjadi 5.317,74. Pada transaksi sebelumnya, indeks saham sempat melesat ke posisi 5.336,251. Volume transaksi perdagangan melibatkan 944,979 juta saham dengan nilai transaksi Rp 691,974 miliar.

Sesi I, IHSG tak berhasil kembali ke zona hijau pada akhir sesi. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,29% menjadi 5.306,63. Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 4,369 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,595 triliun.

Sesi II, IHSG kembali terhenti pada perdagangan. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,36% atau 19,348 poin ke level 5.302,493. Volume perdagangan hari ini 8,13 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,54 triliun.

Rabu (21/9), IHSG tertekan pada transaksi perdagangan pagi. Data RTI menunjukkan, pada pukul 09.20 WIB, indeks tercatat turun 0,33% menjadi 5.284,93. Volume transaksi perdagangan hari ini melibatkan 963,297 juta saham dengan nilai transaksi Rp 1,018 triliun.

Sesi I, data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks hanya mencatatkan penurunan tipis 0,017% menjadi 5.301,57. Minimnya penurunan IHSG tak terlepas dari aksi beli investor asing. Siang ini, investor asing membukukan penjualan bersih (net buy) senilai Rp 1,1 triliun. Adapun di pasar reguler, asing masih tercatat net sell dengan nilai Rp 318,2 miliar.

Sesi II, IHSG ditutup menguat 40,09 poin atau 0,75 % menjadi 5.342,59. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 5,61 poin (0,61 %) menjadi 921,33.

• Analis Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan, IHSG ditutup menguat setelah sempat bergerak melemah pada sesi pagi tadi, pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi beli menjadi salah satu faktor yang menopang indeks BEI. Menurut dia, salah satu faktor yang mendorong investor asing melakukan aksi beli yakni keputusan bank sentral Jepang (BoJ) yang mengambil sikap defensif untuk tidak terburu-buru untuk menurunkan tingkat suku bunga negatif.

"Kebijakan BoJ cukup pro-pasar, terutama investor asing di dalam negeri yang sebelumnya melakukan aksi jual kini mulai melakukan aksi beli," katanya. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing membukukan aksi beli bersih atau "foreign net buy" sebesar Rp551,44 miliar pada Rabu (21/9) ini.

Kamis (22/9), IHSG langsung terbang saat dibuka pada transaksi pagi ini. Mengutip data RTI, pada pukul 09.16 WIB, indeks tercatat meroket 1,139% menjadi 5.403,42. Kenaikan indeks disokong oleh 170 saham. Adapun 30 saham memerah dan 69 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi pagi ini melibatkan 801,001 juta saham dengan nilai transaksi Rp 780,828 miliar.

Sesi I, IHSG masih berada di zona hijau di akhir sesi. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat naik 0,87% menjadi 5.389,10. Kenaikan indeks disokong oleh 179 saham. Adapun 99 saham memerah dan 69 saham lainnya tak berubah posisi. Volume transaksi pagi ini melibatkan 3,645 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 3,396 triliun.

Sesi II,  IHSG lanjutkan penguatannya didukung keputusan Bank Indonesia dan The Fed menahan diri menaikkan suku bunga. Mengutip RTI, indeks ditutup naik 0,71% atau 37,670 poin ke level 5.380,262. IHSG menuju penutupan tertinggi dua pekan. Tercatat 150 saham bergerak naik, 145 saham bergerak turun, 88 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 7,09 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,09 triliun.

Jumat (23/9), IHSG bergerak liar di akhir pekan. Mengutip data RTI, pada pukul 09.15 WIB, indeks tercatat turun tipis 0,019% menjadi 5.379,24. Padahal, sebelumnya, indeks sempat mendaki ke posisi 5.385,61. Dan posisi terendah indeks pagi ini di level 5.371,223. Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 404,005 juta saham dengan nilai transaksi Rp 693,992 miliar.

Sesi I, meski sempat beberapa kali masuk ke zona hijau, namun di akhir transaksi sesi ini, IHSG menyerah. Data RTI menunjukkan, pada pukul 11.30 WIB, indeks tertekan 0,16% menjadi 5.371,58. Ada 112 saham yang melorot. Sementara itu, ada 122 saham yang naik dan 100 saham lainnya tak berubah posisi.  Volume transaksi sesi I melibatkan 3,109 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,924 triliun.

Sesi II, IHSG berhasil mempertahankan kenaikannya. Meski sempat bergerak di jalur negatif, IHSG berhasil naik di menit terakhir 0,16% atau 8,646 poin ke level 5.388,908. Perdagangan akhir pekan ini melibatkan 6,36 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 7,70 triliun.


Rupiah

Rupiah pekan ini tidak bebas bergerak dan cenderung melemah tipis pada paruh pekan ini. Berikut pergerakan rupiah pekan ini:

Senin (19/9), rupiah bertahan, meski data inflasi Amerika Serikat (AS) yang dirilis pekan lalu hasilnya positif. Dukungan fundamental menjadi salah satu kekuatan bagi mata uang Garuda. Di pasar spot, nilai tukar rupiah menguat tipis 0,02% ke level Rp 13.152 per dollar AS. Namun, kurs tengah Bank Indonesia mencatat, kurs rupiah melemah 0,25% ke posisi Rp 13.164 per dollar AS.

• Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menilai, rupiah diuntungkan karena pesimisme pasar terdapat peluang kenaikan suku bunga bank sentral AS. Fed Fund futures merilis peluang kenaikan suku bunga pada September ini hanya 20%,  sehingga data pertumbuhan inflasi pun gagal mengangkat dollar AS. "Ditambah lagi dari internal, rupiah mendapat sokongan fundamental dari penyerapan dana tax amnesty yang meningkat," ungkap Faisyal.

Selasa (20/9), nilai tukar rupiah berhasil menguat. DataBloomberg menunjukkan, pada pukul 11.18 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level 13.137 per dollar AS. Artinya, rupiah menguat 0,11% dari level penutupan kemarin di level 13.152 per dollar AS. Penguatan juga terjadi pada kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs JISDOR rupiah berada di posisi 13.142 atau menguat 0,16% dari posisi sebelumnya 13.164.

Sore, rupiah kembali mengambil peluang atas pelemahan dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot Rp 13.145 per dollar AS atau menguat 0,05% dari sebelumnya Rp 13.152 per dollar AS.

• Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova mengatakan, fluktuasi rupiah bergerak di kisaran sempit menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sebagian investor yang optimistis bank sentral AS belum menaikkan suku bunga membuat rupiah terapresiasi meski terbatas. Dari dalam negeri, lanjut dia, investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia. Sedianya BI juga akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2016.

Rabu (21/9), meski masa depan rupiah Kamis (22/9) sepenuhnya bergantung dari proyeksi ekonomi AS yang tertuang dalam rapat FOMC dini hari nanti.

Di pasar spot, posisi rupiah terangkat tipis 0,06% di level Rp 13.137 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Berbeda, di kurs tengah Bank Indonesia nilai tukar rupiah justru terkikis tipis 0,04% di level Rp 13.148 per dollar AS.

• Yulia Safrina, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, menuturkan pasar saat ini sedang memilih sikap wait and see sehingga rupiah bisa memanfaatkan posisi unggul. Sebabnya dari dalam negeri, diekspektasikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) akan memangkas suku bunga sekitar 25 bps. Jika hal itu terjadi, rupiah bisa mendapatkan kekuatan untuk unggul lebih tinggi. “Fundamentalnya saat ini ekspektasi global negatif sementara dari dalam negeri lebih positif,” jelas Yulia.

Kamis (22/9), sentimen dari global ikut mempengaruhi pergerakan rupiah pagi ini. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 11.25 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.098 per dollar AS. Dengan demikian, rupiah menguat 0,2% dibanding level penutupan kemarin yang ditutup di posisi Rp  13.137 per dollar AS. Penguatan juga terlihat pada nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Pagi ini, kurs JISDOR rupiah berada di level Rp  13.098 per dollar AS, menguat dari posisi Rp 13.148 per dollar AS.

Sore, kontrasnya respon pasar terhadap keputusan The Fed dan Bank Indonesia jadi pendongkrak utama penguatan rupiah di depan dollar AS. Bahkan rupiah berhasil kembali meninggalkan level Rp 13.100 per dollar AS. Di pasar spot, nilai tukar rupiah melambung 0,48% di level Rp 13.074 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Adapun di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah melesat 0,38% ke level Rp 13.098 per dollar AS.

• Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka, mengatakan keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunganya jelas menimbulkan kekecewaan pasar. Ditambah lagi The Fed juga memangkas peluang kenaikan suku bunga pada 2017 mendatang akibat tertundanya laju kenaikan suku bunga di tahun ini. “Sehingga meski mereka tetap membuka peluang kenaikan suku bunga Desember 2016 nanti, pernyataan dovish tersebut sudah lebih dahulu dominan dan menekan dollar AS,” ujar Tonny. Dari sisi internal, keputusan Bank Indonesia memangkas seven days repo rate sebesar 25 bps menjadi 5% malah semakin mendorong kekuatan mata uang Garuda.

Jumat (23/9), rupiah tergelincir setelah sebelumnya perkasa didukung keputusan The Fed. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah ke level Rp 13.081 per dollar AS. Dengan kata lain, rupiah bergerak flat cenderung melemah 0,05% dari perdagangan sebelumnya di level Rp 13.074 per dollar AS.


Emas

Emas Antam sepekan ini mengalami kenaikan sebesar Rp 6.000. Kenaikan terbesar terjadi pada hari Kamis, sebesar Rp 5.000. Berikut pergerakan harga emas Antam selama sepekan:

Senin (19/9), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 601.000. Angka ini turun Rp 3.000 dari posisi harga Jumat (16/9).

Selasa (20/9), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 602.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Senin (19/9).

Rabu (21/9), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam berada di posisi Rp 603.000. Angka ini naik Rp 1.000 dari posisi harga Selasa (20/9).

Kamis (22/9), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 608.000. Angka ini naik Rp 5.000 dari posisi harga Rabu (21/9).  

Jumat (23/9), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam berada di level Rp 607.000. Angka ini turun Rp 1.000 dari posisi harga Kamis (22/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×