Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sofyan Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beredar kabar di media sosial yang menyatakan bahwa marketing Meikarta tak lagi digaji di bulan ini. Hal ini kemudian ditanggapi oleh manajemen PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR).
Head Of Corporate Communication LPKR, Danang Kemayan Jati, mengatakan bahwa info yang beredar di media sosial tersebut merupakan info yang tidak benar sama sekali.
Ia menyatakan bahwa semua orang sales bukanlah merupakan karyawan Meikarta dan sales diberi komisi atas transaksi penjualan masing-masing dan gaji yang akan diberikan jikalau mencapai target sesuai kontrak.
"Yang ribut adalah yang tidak mencapai target tapi mau tetap digaji," kata Danang kepada Kontan.co.id, Minggu (18/2). Setelah demo dan cara lain ditempuh tapi dasarnya kurang jelas, menurut Danang pihak tersebut akhirnya memviralkan lewat media sosial.
Ia juga memastikan bahwa sebagai sales director, Ferry Thahir sudah membuat keputusan yang benar. Salah seorang sales Meikarta yang ditemui Kontan.co.id di sebuah mal di bilangan Jakarta Selatan mengatakan bahwa pihaknya juga masih menerima gaji hingga saat ini. "Kalau tak digaji, mana mungkin saya mau bekerja," katanya, Minggu (18/2).
Sebelumnya, seorang marketing Meikarta bernama Ahmad Faisal mengaku, seluruh tim sales marketing di Meikarta terancam tidak diberikan gaji pada bulan ini. Hal ini terjadi lantaran seluruh tim marketing dipaksa untuk membeli unit di Meikarta dengan sistem potong gaji. “Bila menolak kami akan di PHK,” ujarnya.
Hal ini dilakukan karena penjualan Maikerta banyak yang tidak sesuai target. Sementara investor sudah mengeluarkan banyak biaya. “Laporan unit terjual habis ternyata tidak,” ujarnya.
Nah, demi menggenjot penjualan, saat ini seluruh tim sales harus memenuhi target penjualan. Ada pun targetnya mulai 4 unit per bulan untuk Sales Executive, 8 unit per bulan untuk Sales Supervisor hingga 12 unit per bulan untuk Sales Manager.
“Kami juga terancam tidak diberikan gaji atau diberhentikan sepihak bila tidak memenuhi target,” ucapnya. Ketentuan ini tercantum dalam amandemen perjanjian kerjasama yang baru direvisi dan berlaku bulan ini.
Memprotes aturan baru ini, tim marketing sempat berencana melakukan demo. “Tapi manajemen mengancam bila ada yang berani demo akan dipenjarakan,” cetusnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News